Sound

Sunday, December 19, 2021

Menjawab “Pluralisme” Buya Syakur


 Menjawab “Pluralisme” Buya Syakur 

Mereka meyakini bahwa semua agama pada akhirnya mengantarkan ke surga. Ini bagian dari filsafat Perenialisme yang tidak dapat menemukan ruang sedikit pun dalam Islam. 

Langsung saja, berikut beberapa point perkataan beliau yang perlu diberi catatan: 

1. “Semua agama buatan Tuhan”

Betul sekali, semua yang ada di dunia adalah buatan Tuhan, lalu apakah dapat disimpulkan bahwa semua agama direstui Tuhan? Tentu saja tidak.

Ucapan ini seperti ucapan orang yang hendak menghalalakan semua jenis makanan lalu berkata: “Semua makanan adalah buatan Tuhan”. Sekalian saja suruh makan mayat sebab mayat pun buatan Tuhan.


2. “Pada akhirnya yang selamet siapa? …” 

Ada beberapa ayat yang digemari para pluralis, di antaranya adalah yang dikutip Buya Syakur berikut: 

﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلصَّٰبِـِٔينَ وَٱلنَّصَٰرَىٰ وَٱلۡمَجُوسَ وَٱلَّذِينَ أَشۡرَكُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ ‌يَفۡصِلُ ‌بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٌ﴾ [الحج: 17] 

“Sesungguhnya orang-orang beriman, orang Yahudi, orang Sabiin, orang Nasrani, orang Majusi dan orang musyrik, Allah pasti memberi keputusan di antara mereka pada hari Kiamat. Sungguh, Allah menjadi saksi atas segala sesuatu.” 

Perlu diingat bahwa ayat di atas sama sekali tidak pernah menyatakan bahwa semua aliran atau agama yang disebutkan itu dibenarkan oleh Allah. Buya Syakur sendiri-lah yang mengarahkan opini ke situ tanpa ada korelasi dengan konten ayat itu. 

Buya Syakur tidak teliti membaca ayat itu. Di situ Allah berfirman “Allah pasti memberi keputusan di antara mereka pada hari Kiamat”, bukan “Allah akan menyelamatkan mereka semua pada hari kiamat”.

Oleh karena itu, ayat itu justru menegaskan bahwa semua yang disebut di atas akan mendapat keputusan yang berbeda-beda. Ada yang diputuskan di neraka dan ada pula yang di surga.

3. Allah Yang Maha Menentukan

“Allah yang menentukan siapa yang selamat di antara mereka nanti di hari kiamat, bukan sekarang. Bukan kamu yang menentukan. Neraka.. neraka… memangnya kamu Tuhan?” 

Betul, yang menentukan siapa yang akan masuk neraka adalah Allah, bukan kita semua. angan sampai lupa pula bahwa yang menentukan masuk surga juga bukan Buya Syakur, dan bukan pula kita semua tapi Allah.

Seolah ada yang punya orang dalam saja hingga berani mengesankan seolah berbagai agama masuk surga. Lalu bagaimana kata Allah sendiri tentang orang-orang itu, mari baca ayat ini: 

﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ شَرُّ ٱلۡبَرِيَّةِ﴾ [البينة: 6] 

“Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.” 

Nah, itu Allah sendiri yang bilang mereka akan masuk neraka Jahannam. Artinya keputusan yang dimaksud dalam surat al-Hajj 17 yang dinukil adalah keputusan untuk memasukkan mereka ke neraka.

Kalau orang Islam jelas pada akhirnya akan masuk surga, ini pun kita tahu dari ayat juga, bukan dari keputusan kita sendiri. Lalu pertanyannya, ketika Allah sudah menyatakan agama-agama di atas masuk neraka lantas kenapa Buya Syakur melarang kami mengatakan itu sekarang? Memangnya kamu mau merevisi firman Tuhan? 

Bagi yang mau menyuruh saya tabayun ke beliau, maka saya tegaskan bahwa saya tidak mau karena yang harus tabayun adalah Buya Syakur. Di mana-mana, ketika dalam suatu barisan besar semua menghadap ke barat sesuai instruksi.

 Menjawab “Pluralisme” Buya Syakur . VIDEO







No comments:

Post a Comment