Jika Tidak Sholat, Apakah Ibadah Lain Tidak Diterima?
Jika Tidak Sholat, Apakah Ibadah Lain Tidak Diterima?
Umat Islam selama ini meyakini bahwa sholat merupakan ibadah utama dalam menjalankan agama. KH Buya Syakur Yasin MA pun tak menolak pemahaman tersebut.
Dengan dasar itu, kata Buya Syakur, banyak yang menilai sholat merupakan panglima dalam beragama. Bahkan tak jarang untuk mengukur kebenaran seseorang, beragamanya benar atau tidak, kata Buya Syakur, seringkali dilihat melalui sholatnya.
Selain itu, kata Buya Syakur, bahwa selama ini banyak umat Islam memahami sholat merupakan tiang agama, yang mengandung arti siapa yang mendirikan sholat, dialah yang mendirikan agama. Sementara siapa yang tidak mendirikan sholat, maka sedang menghancurkan agama.
"Banyak hadits tentang sholat ini, jumlahnya hingga ratusan. Termasuk diantaranya hadits yang menyatakan orang yang tidak sholat, maka ibadah lainnya tidak diterima," ujar Buya Syakur.
Hadits-hadits ini, kata Buya Syakur, kemudian membuat umat Islam dalam beragama terjebak dalam ibadah-ibadah yang bersifat seremoni atau ibadah ritual. Sementara ibadah sosial dan ibadah spiritualnya malah terlupakan.
"Mana buktinya? buktinya umat Islam saat ini banyak yang bertengkar sesama saudaranya. Apakah dibenarkan umat Islam bertengkar, saling bunuh membunuh? Lihat Irak hancur lebur, Syiria porak poranda, Yaman masih terbakar, Libya jungkir balik. Itu bukan sekarang saja, tetapi sejak jaman dahulu,” tandas Buya Syakur.
“Lalu dimana ibadah sosialnya? Lalu dimana ibadah spiritualnya? kita selama ini sibuk membangun masjid, semakin rajin beribadah semakin rajin pula bertengkarnya,” sambung Buya Syakur.
“Saya tidak bermaksud merendahkan sholat, tetapi kenapa di Alquran sendiri kalau sholat sebagai tiang agama, kalau memang sholat menjadi ukuran seseorang amalnya tidak diterima, kenapa dalam Alquran hanya sekali-kali disebutkan dalam Alquran, dan tidak berulang-ulang. Itu pun hanya secara global saja. Justru yang disebutkan berkali-kali itu adalah infak,”
“Tidak disebutkan berapa kali sehari, rakaatnya tidak disebutkan, apa yang dibaca juga tidak disebutkan, tidak ada dalam Alquran itu bagaimana protokol sholat itu dilakukan, bahkan sampai sekarang pelaksanaan sholat berbeda-beda, ada yang kunut ada yang tidak, ada yang baca alfatihah ada yang tidak. Bahkan sampai sekarang Nabi Muhammad sholat saja tidak ada yang tahu persis,”
“Justru yang disebutkan berkali-kali dalam Alquran itu adalah infak. Tetapi kenapa dalam bab piqih tidak ada bab infak? ini kemudian menjadi persoalan tersembunyi sesungguhnya,”
“Saya tidak menolak itu semua, hanya saja saya sedang berhipotesa. Jadi sampai sekarang saja tidak ada yang tahu bahwa sholat Nabi Muhammad itu seperti apa. Saya ingin meniru sholatnya seperti nabi,”
“Tetapi jika Anda mensyukuri seperti itu ya syukurlah. Supaya amalnya diterima ya yang rajin sholatnya,”
“Saya juga secara logika sederhana seringkali mengatakan untuk mengukur kebenaran seseorang jaman sekarang tidak usah dilihat seberapa rajinnya dia berpuasa atau berwirid, jika ada anak mudah sudah rajin sholatnya itu sudah paling hebat. dan itu tidak salah. Tetapi jika memahami bahwa sholat adalah panglima dalam beragama menjadi kita akhirnya terjebak dalam agama seremoni,”
Tetapi penilaian seseorang di masyarakat tetap akan berbeda. Misalnya ada orang tidak sholat, tetapi dia dermawan. Akan berbeda penilaiannya kepada orang yang rajin sholat, tetapi dia pelit.
Jika Tidak Sholat, Apakah Ibadah Lain Tidak Diterima? VIDEO
No comments:
Post a Comment