Sound

Saturday, December 18, 2021

Pandangan Buya Syakur Tentang Keberadaan UFO dan Alien


Pandangan Buya Syakur Tentang Keberadaan UFO dan Alien

Keberadaan alien dan UFO hingga kini masih menjadi misteri. Sebagian pihak meyakini keberadaannya. Bahkan beberapa diantaranya mengaku pernah melihat. Berikut padangan KH Buya Syakur Yasin MA mengenai keberadaan makhluk asing tersebut.

Menurut pria yang akrab disapa Buya Syakur tersebut, dugaan keberadaan makhluk berbudaya selain manusia di alam semesta ini sudah diungkapkan pada tahun 4 Hijiriah.

“Orang yang pertama kali yang menduga di planet lain ada makhluk lain seperti manusia, itu adalah Imam Shamakhsan, pada tahun 4 Hijriah. Ketika itu ia membandingkan binatang melata di bumi dengan yang ada di langit. Artinya ia menduga di langit ada makhluk berbudaya seperti kita ini. Tapi saat itu ia baru menduga, belum bisa membuktikannya,” ungkap Buya Syakur.

Masih menurut Buya Syakur, hingga saat ini keberadaan makhluk asing masih menjadi misteri dan perdebatan yang menarik.

“Bahkan kabar terakhir, NASA mengaku telah menangkap alien dan UFO. Makhluk asing itu saat ini disembunyikan di suatu tempat yang dirahasiakan. Tapi itu katanya,” tutur Buya Syakur.

Lalu mungkinkah ada makhluk lain selain manusia di alam semesta ini?

Kata Buya Syakur, dirinya berpandangan tidak ada makhluk asing dalam lingkup tata surya kita (Bima Sakti). Alasannya, tempat-tempat selain bumi kondisinya tidak mungkin untuk ditinggali.

Misalnya venus dan mercurius, jaraknya yang dekat dengan matahari, membuat dua planet ini kondisinya sangat panas. Sehingga tidak mungkin makhluk hidup bisa tinggal di dua planet tersebut.

Sama halnya dengan planet Juviter, Saturnus dan planet lainnya di tara surya. Planet ini sebagian besar berbentuk es dan gas. Sehingga tak layak untuk ditinggali seperti halnya bumi.

“Kalau di tata surya lain mungkin saja ada, dalam artian galaksi lain, dengan jarak yang ideal dengan bintang itu. Tapi jaraknya cukup jauh. Ribuan tahun cahaya,” tandas Buya Syakur.

Buya Syakur menyebutkan, Teleskop Huble yang hingga kini diyakini sebagai teleskop tercanggih yang dimiliki umat manusia, itu baru bisa memantau sekitar 10 galaksi.

“Lalu apakah jumlah galaksi hanya 10? Saya menduga jumlah galaksi tidak terhingga. Jaraknya juga tak terhingga. Bahkan otak manusia tidak bisa menjangkaunya,” ucap Buya Syakur.

Berikut penjelasan KH Buya Syakur Yasin MA mengenai alien dan UFO yang diungkapkan melalui kanal yutubnya berjudul “Misteri UFO dan Alien dalam Pandangan Ulama”

Kata Buya Syakur, dirinya berpandangan tidak ada makhluk asing dalam lingkup tata surya kita (Bima Sakti). Alasannya, tempat-tempat selain bumi kondisinya tidak mungkin untuk ditinggali.

Misalnya venus dan mercurius, jaraknya yang dekat dengan matahari, membuat dua planet ini kondisinya sangat panas. Sehingga tidak mungkin makhluk hidup bisa tinggal di dua planet tersebut.

Sama halnya dengan planet Juviter, Saturnus dan planet lainnya di tara surya. Planet ini sebagian besar berbentuk es dan gas. Sehingga tak layak untuk ditinggali seperti halnya bumi.

“Kalau di tata surya lain mungkin saja ada, dalam artian galaksi lain, dengan jarak yang ideal dengan bintang itu. Tapi jaraknya cukup jauh. Ribuan tahun cahaya,” tandas Buya Syakur.

Buya Syakur menyebutkan, Teleskop Huble yang hingga kini diyakini sebagai teleskop tercanggih yang dimiliki umat manusia, itu baru bisa memantau sekitar 10 galaksi.

“Lalu apakah jumlah galaksi hanya 10? Saya menduga jumlah galaksi tidak terhingga. Jaraknya juga tak terhingga. Bahkan otak manusia tidak bisa menjangkaunya,” ucap Buya Syakur.

Beberapa negara terus berlomba mengetahui misteri luar angkasa. Dengan teknologi yang cukup canggih, mereka mencoba mengungkap kebaradaan makhlum asing.  

Menurut KH Buya Syakur Yasin MA, hingga saat ini keberadaan alien dan UFO masih misteri. Sebagian pihak meyakini keberadaannya. Bahkan beberapa diantaranya mengaku pernah melihat.

Menurut pria yang akrab disapa Buya Syakur tersebut, dugaan keberadaan makhluk berbudaya selain manusia diungkap pertama kali oleh seorang tokoh muslim bernama Imam Shamakhsan.

Tepatnya pada tahun 4 Hijiriah, kata Buya Syakur, Imam Shamakhsan saat itu membandingkan binatang melata di bumi dengan yang ada di langit.

“Artinya ia menduga di langit ada makhluk berbudaya seperti kita ini. Tapi saat itu ia baru menduga, belum bisa membuktikannya,” ungkap Buya Syakur.

Masih menurut Buya Syakur, hingga saat ini keberadaan makhluk asing masih menjadi misteri dan perdebatan yang menarik.

“Bahkan kabar terakhir, NASA mengaku telah menangkap alien dan UFO. Makhluk asing itu saat ini disembunyikan di suatu tempat yang dirahasiakan. Tapi itu katanya,” tutur Buya Syakur.

Lalu mungkinkah ada makhluk lain selain manusia di alam semesta ini?

Kata Buya Syakur, dirinya berpandangan tidak ada makhluk asing dalam lingkup tata surya kita (Bima Sakti). Alasannya, tempat-tempat selain bumi kondisinya tidak mungkin untuk ditinggali.

Misalnya venus dan mercurius, jaraknya yang dekat dengan matahari, membuat dua planet ini kondisinya sangat panas. Sehingga tidak mungkin makhluk hidup bisa tinggal di dua planet tersebut.

Sama halnya dengan planet Juviter, Saturnus dan planet lainnya di tara surya. Planet ini sebagian besar berbentuk es dan gas. Sehingga tak layak untuk ditinggali seperti halnya bumi.

“Kalau di tata surya lain mungkin saja ada, dalam artian galaksi lain, dengan jarak yang ideal dengan bintang itu. Tapi jaraknya cukup jauh. Ribuan tahun cahaya,” tandas Buya Syakur.

Buya Syakur menyebutkan, Teleskop Huble yang hingga kini diyakini sebagai teleskop tercanggih yang dimiliki umat manusia, itu baru bisa memantau sekitar 10 galaksi.

“Lalu apakah jumlah galaksi hanya 10? Saya menduga jumlah galaksi tidak terhingga. Jaraknya juga tak terhingga. Bahkan otak manusia tidak bisa menjangkaunya,” ucap Buya Syakur

“Bahkan kabar terakhir, NASA mengaku telah menangkap alien dan UFO. Makhluk asing itu saat ini disembunyikan di suatu tempat yang dirahasiakan. Tapi itu katanya,” tutur Buya Syakur.

Lalu mungkinkah ada makhluk lain selain manusia di alam semesta ini?

Kata Buya Syakur, dirinya berpandangan tidak ada makhluk asing dalam lingkup tata surya kita (Bima Sakti). Alasannya, tempat-tempat selain bumi kondisinya tidak mungkin untuk ditinggali.

Misalnya venus dan mercurius, jaraknya yang dekat dengan matahari, membuat dua planet ini kondisinya sangat panas. Sehingga tidak mungkin makhluk hidup bisa tinggal di dua planet tersebut.

Sama halnya dengan planet Juviter, Saturnus dan planet lainnya di tara surya. Planet ini sebagian besar berbentuk es dan gas. Sehingga tak layak untuk ditinggali seperti halnya bumi.

“Kalau di tata surya lain mungkin saja ada, dalam artian galaksi lain, dengan jarak yang ideal dengan bintang itu. Tapi jaraknya cukup jauh. Ribuan tahun cahaya,” tandas Buya Syakur.

Buya Syakur menyebutkan, Teleskop Huble yang hingga kini diyakini sebagai teleskop tercanggih yang dimiliki umat manusia, itu baru bisa memantau sekitar 10 galaksi.

“Lalu apakah jumlah galaksi hanya 10? Saya menduga jumlah galaksi tidak terhingga. Jaraknya juga tak terhingga. Bahkan otak manusia tidak bisa menjangkaunya,” ucap Buya Syakur

Pandangan Buya Syakur Tentang Keberadaan UFO dan Alien. VIDEO








Setan Dibolehkan Menggoda Siapa Saja, tapi Tak Diperkenankan Menggoda Abdul Qadir Jaelani

Setan Dibolehkan Menggoda Siapa Saja, tapi Tak Diperkenankan Menggoda Abdul Qadir Jaelani
Buya Syakur Yasin, MA menyampaikan jika setan itu tidak serta merta bebas menggoda siapa saja“Allah menyampaikan pada setan silakan menggoda siapa saja di muka bumi ini, namun, jangan mengganggu mukhlashin,” kata Buya Syakur, dikutip Cirebonraya dari kanal Youtobe Wamimma TV yang diuanggah 5 Desember 2021.

Dari kitab al-Fath ar-Rabbani wa al-Faydh ar-Rahmani, salah satu kitab karangan Syekh Abdul Qodir Jailani, Buya Syakur menerangkan, mukhlashin adalah orang yang benar-benar sudah mengikhlaskan dirinya kepada Allah secara total.

“Kalau kelas kita lagi menjalani proses berusaha untuk ikhlas. Jadi belum ada jaminan untuk ikhlas,” kata kiai kharismatik tersebut.

Disampaikan, apabila dirimu telah bersyukur kepada Allah dengan sebenar-benarnya, artinya memahami, mengerti mendapatkan nikmat dan sdar kalau nikmat itu datangnya dari Allah lalu bersyukur kepada Allah. Lalu nikmat itu digunakan untuk kebaikan-kebaikan, itu namanya bersyukur yang sangat sempurna.

Jika manusia dalam kondisi demikian, maka Allah akan mengilhami hati makhluk-Nya, termasuk mulut mereka akan didorong untuk berterimakasih kepada-Nya. “Jadi kalau bersyukur kepada Tuhanmu maka Allah akan berterimakasih pula kepadamu,” kata Buya Syakur.

Tidak hanya itu, akan menjadi panutanmu, mendekatkan diri dan akan menjadi pengikutmu, menjadi penyanjungmu, menjadi pengagummu. Maka ketika itu tidak ada jalan bagi setan untuk menyentuh dirimu.Buya Syakur menyebut, mukhlashin ketika tidak berdoa itu merupakan pemahaman yang kokoh atau tekad bulat, tetapi ketika dia berdoa itu sebetulnya rukshoh, hanya dispensasi. Yang diminta olehnya paling ampunan, minta ridho dan hidayah-Nya. 

Hakikat doa, lanjutnya, adalah napas bagi orang yang sedang tenggelam dan merupakan retakan - retakan tembok bagi orang yang sedang dikurung di penjara. Ada celah untuk mengintai ke luar dan ada udara masuk ke penjara untuk menghilangkan rasa pengapnya. Walhasil doa Itu merupakan satu harapan.

“Selagi engkau masih berdoa berarti masih ada harapan. Dan harapan adalah salah satu hal yang sangat penting. Orang kalau sudah tidak ada harapan putus asa, ujung-ujungnya beli tambang atau Endrim atau beli racun tikus,” kata Buya Syakur, seraya tersenyum.

Dikatakan, harapan adalah bagian penting dari kebahagiaan. Orang baru akan berusaha keras kalau di dalam hatinya masih ada harapan. “Jadi doa itu bisa memupuk harapan dalam diri kita, supaya kita selalu optimis melihat ke depan,” imbuhnya.

Selanjutnya, Buya Syakur berpesan, jadilah orang yang berakal sehat, tidak elok kalau meninggalkan doa. Ketika berdoa harus selalu ada niat yang baik. Jadi tergantung pada niat, logika hati yang baik, otak yang cerdas, pengetahuan yang luas, menuruti petunjuk-petunjuk orang yang lebih tahu. Doa ada guru atau mursyidnya.

Kalian tidak mengerti apa yang ada di sisi Allah dan tidak mengerti apa yang ada pada hamba-hamna-Nya yang saleh.

“Di sini sering terjebak prasangka buruk pada orang-orang yang sesungguhnya soleh. Jadi jangan sampai terjebak memusuhi orang - orang yang soleh,” pungkas Buya Syakur.*

Setan Dibolehkan Menggoda Siapa Saja, tapi Tak Diperkenankan Menggoda Abdul Qadir Jaelani. VIDEO





Buya Syakur Yasin: Wahai Anakku, Jangan Engkau Takut Akan Rezeki


Buya Syakur Yasin: Wahai Anakku, Jangan Engkau Takut Akan Rezeki

KH. Buya Syakur Yasin, MA memberikan nasihat terkait rezeki yang seringkali memberikan kegelisahan dan kekhawatiran, takut kalau rezeki tak kunjung datang.

Nasihat Kiyai yang akrab disapa Buya Syakur ini diungkapkan dalam video di kanal YouTube KH Buya Syakur Yasin MA dengan ucapan yang sangat menyentuh.

"Wahai anakku, barang siapa yang telah mengenal Allah dengan ainul yaqin, Allah sudah membuat takaran rezeki pada setiap hamba-Nya dan setiap orang mendapatkan rezeki seusai ketentuan Allah," ujar Buya Syakur, 

Menurut Buya, Allah SWT sudah menentukan ukuran rezeki pada setiap orang tergantung kemampuan orang tersebut. Namun, jika seseorang sudah mengenal Allah, orang tersebut tidak akan meminta apa pun lagi, lantaran merasa malu.

"Engkau tahu Allah telah membuat takaran untuk rezekimu, dan tentu orang yang sudah mengenal Allah tidak meminta apa pun, karen malu. Allah sudah memberikan betapa banyak kenikmatan," tutur Buya Syakur. Sebaliknya, alih-alih khawatir akan rezeki, orang yang sudah mengenal Allah akan menyibukkan diri dengan dzikir dan tidak menuntut apa pun.

"Orang sudah mengenal Allah hanya akan sibuk berdzikir pada-Nya, dan tidak pernah menuntu apa pun dari Allah, tidak pernah meminta untuk disegerakan bagian rezekinya," ucap Buya

Buya Syakur Yasin: Wahai Anakku, Jangan Engkau Takut Akan Rezeki. VIDEO






Friday, December 17, 2021

Islam Bukan Agama Sempurna, Buya Syakur

 


Islam Bukan Agama Sempurna, Buya Syakur

Menurut Buya Syakur, Nabi Muhammad Saw menjamin siapa yang mendukung persatuan akan masuk surga. Sekarang, ada anggapan orang yang mengucapkan kalimat tasbih, yaitu lailahaillallah masuk surga, kata Buya Syakur, menjadi tidak masuk akal.

“Masak masuk surga dengan ucapan? Memangnya film Barbie. Memangnya film Aladin? Jadi yang dijamin masuk surga adalah yang mendukung Nabi dalam rangka mendukung persatuan,” ucapnya.

Buya Syakur juga menyinggung soal era kepemimpinan Nabi Muhammad Saw yang bisa menyatukan umat Islam selama 23 tahun. Nabi Muhammad, kata dia, sudah menunaikan tugas dengan sempurna.

“Ayat ini isinya menyatakan Nabi Muhammad telah menyelesaikan tugasnya sebagai Rasul sebagai sempurna, tetapi pemahamannya bergeser lagi, yaitu beranggapan Islam adalah agama sempurna. Mana mungkin di dunia ada kesempurnaan,” ujar Buya Syakur.

“Kalau itu perbudakan masih boleh? Beli perempuan masih boleh? Jual beli manusia boleh? Di Al-Qur’an tidak dilarang, jadi artinya bahwa Islam belum pernah sempurna dan Nabi mengatakan tidak ada pernah sempurna, dan akan dilanjutkan generasi kita setelah itu, siapa yang meneruskan ya al-ulama,” pungkasnya.

 Islam Bukan Agama Sempurna, Buya Syakur VIDEO








 

Buya Syakur Perbolehkan Membaca Alquran Tanpa Berwudhu?

Buya Syakur Perbolehkan Membaca Alquran Tanpa Berwudhu?

 KH Buya Syakur Yasin MA justru membolehkan memegang Alquran tanpa berwudhu terlebih dahulu.

Pria yang akrab disapa Buya Syakur tersebut mengatakan, pendapatnya itu bukan tanpa alasan.Menurut Buya Syakur, usai menerima wahyu dari Allah SWT, Nabi Muhammad SAW mengumpulkan orang-orang yang memiliki kemampuan menulis. Nabi Muhammad SAW kemudian memerintahkan mereka untuk memahat ayat-ayat Alquran ke pelapah pohon kurma.

“Nah, saat para juru tulis itu memahat ayat-ayat Alquran ke pelepah pohon kurma, dalam kondisi berwudhu tidak?,” kata Buya Syakur.

Buya Syakur menjelaskan, pada hakikatnya Alquran yang berisi wahyu-wahyu Allah itu tidak terlihat. Sementara yang terlihat dan bisa dipegang saat ini berupa mushaf.Keberadaan mushaf ini, kata Buya Syakur, baru ada setelah Nabi Muhammad SAW meninggal dunia. Tepatnya pada jaman Kholifah Ustman.

“Lalu bagaimana Anda membuktikan bahwa memegang mushaf harus berwudhu dulu? Silahkan cari dalilnya, sampai botak tidak bakal ada,” ujar Buya Syakur.

Dikatakan Buya Syakur, memegang mushaf atau Alquran harus dalam kondisi berwudhu. Termasuk wanita yang sedang haid dilarang memegang Alquran. Hal itu merupakan hasil ijtihad para ulama.

“Itu tujuannya untuk menghormati mushaf yang isinya Alquran, dan itu tidak salah,” tandas Buya Syakur.Namun demikian, kata Buya Syakur, ijtihad para ulama tersebut bersifat umum, sehingga ada pengecualian.

“Karena tujuannya untuk menghormati, maka terjadi pengecualian. Misalnya kita bisa memegang mushaf, ketika mushaf itu berada di tempat berbahaya. Misalnya rumah kebakaran. Masa harus wudhu dulu, yang ada keburu terbakar mushafnya,” jelas Buya Syakur.

“Termasuk mereka yang bekerja di percetakan mushaf Alquran. Sangat sulit menyuruh karyawannya harus dalam keadaan berwudhu. Bahkan tak jarang, karena jumlahnya sangat banyak, saat mengangkut harus diijak-injak,” sambung Buya Syakur.

Sehingga, menurut Buya Syakur, harus dipahami bahwa Islam yang dianut saat ini terdapat pengaruh budaya. Sehingga tidak semuanya asli.

“Termasuk mengenai tata cara sholat yang benar, hingga saat kita tidak pernah tahu bagaimana Nabi Muhammad SAW sholatnya,” pungkas Buya Syakur . “Lalu bagaimana Anda membuktikan bahwa memegang mushaf harus berwudhu dulu? Silahkan cari dalilnya, sampai botak tidak bakal ada,” ujar Buya Syakur.

Dikatakan Buya Syakur, memegang mushaf atau Alquran harus dalam kondisi berwudhu. Termasuk wanita yang sedang haid dilarang memegang Alquran. Hal itu merupakan hasil ijtihad para ulama.

“Itu tujuannya untuk menghormati mushaf yang isinya Alquran, dan itu tidak salah,” tandas Buya Syakur. Namun demikian, kata Buya Syakur, ijtihad para ulama tersebut bersifat umum, sehingga ada pengecualian.

“Karena tujuannya untuk menghormati, maka terjadi pengecualian. Misalnya kita bisa memegang mushaf, ketika mushaf itu berada di tempat berbahaya. Misalnya rumah kebakaran. Masa harus wudhu dulu, yang ada keburu terbakar mushafnya,” jelas Buya Syakur.

“Termasuk mereka yang bekerja di percetakan mushaf Alquran. Sangat sulit menyuruh karyawannya harus dalam keadaan berwudhu. Bahkan tak jarang, karena jumlahnya sangat banyak, saat mengangkut harus diijak-injak,” sambung Buya Syakur.

Sehingga, menurut Buya Syakur, harus dipahami bahwa Islam yang dianut saat ini terdapat pengaruh budaya. Sehingga tidak semuanya asli. “Termasuk mengenai tata cara sholat yang benar, hingga saat kita tidak pernah tahu bagaimana Nabi Muhammad SAW sholatnya,” pungkas Buya Syakur

Buya Syakur Perbolehkan Membaca Alquran Tanpa Berwudhu? VIDEO














Thursday, December 16, 2021

Buya Syakur Yasin: Berapa 'Harga' Surga? Apakah Cukup Dibayar dengan Bersujud?



Buya Syakur Yasin: Berapa 'Harga' Surga? Apakah Cukup Dibayar dengan Bersujud?

 Pembangunan pura di Desa Sukahurip, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mendapat kecaman dari warga setempat. Kasus ini pun sempat viral di media sosial setelah beredar foto dan video berisi penolakan pembangunan tempat ibadah tersebut. Dalam salah satu foto, terlihat sebuah baliho berisikan pesan ancaman yang sengaja di pasang warga. Mereka mengancam akan berjihad jika pura tetap dibangun di desa itu sehingga akhirnya viral di media sosial. Sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, hal ini tentu menjadi tamparan keras bagi pemerintah. Apalagi jika menilik semboyan bangsa Indonesia, 'Bhinneka Tunggal Ika' yang artinya 'Berbeda-beda tetapi tetap satu'. Rasanya menjadi tidak relevan lagi bila dikaitkan dengan kondisi Indonesia saat ini. 

Prof Dr KH Abdul Syakur Yasin MA dalam ceramahnya juga sempat membahas isu tersebut. Salah satu jamaah melontarkan sebuah pertanyaan menarik tentang 'Apakah ada batas-batas atau perbedaan antara menghormati orang islam dan non Muslim (kafir)?' Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Prod Abdul Syakur kembali menggoda sang jamaah dengan sebuah pernyataan menarik.

 "Handphone buatan orang Islam bukan? Makanan, tekstil, karpet, semuanya yang buat orang Islam bukan? Apakah mereka melarang kita untuk memakainya?," tutur Prof Abdul Syakur Yasin. "Jadi selama di dunia kita tidak usah membeda-bedakan. Yuk bareng-bareng jalan kebersamaan di dunia. Urusan masing-masing itu nanti di akhirat," timpalnya. 

Pria yang akrab disapa Buya Syakur Yasin itu pun menjelaskan, seluruh orang beriman, orang yahudi, nasrani, maupun orang musyrik, silakan berlomba-lomba berbuat kebaikan, menjalin bisnis dan lain sebagainya. Nanti yang menentukan siapa yang selamat itu adalah Allah SWT. "Jangan mengklaim diri sendiri bahwa kita akan selamat dunia dan akhriat, atau mengkafir-kafirkan orang lain, apa bapak yakin masuk surga? Saya sendiri tidak yakin masuk surga. 

Saya masih menerka-nerka apakah saya layak masuk surga, berapa harga surga? Apakah cukup dibayar dengan bersujud?," ungkap Buya Syakur Yakin. Dari pernyataan di atas, Buya Syakur ingin menunjukkan kepada umat Muslim bahwa tidak semudah itu masuk surga. Bahkan, tidak ada satu pun orang yang tahu siapakah di antara mereka yang naninya akan selamat di akhirat. 

"Surga adalah urusan akhirat. Selagi masih di dunia, lebih baik kita menciptakan surga bareng-bareng, seperti apa? Misalnya dengan membuat negerinya aman, melakukan kerjasama dengan baik, atau bertukar kepentingan dengan negara-negara lain," tambahnya. 

Diakui oleh Buya Syakur, Alquran sendiri pernah menegur umat Muslim melalui surat Al Baqarah ayat 214 yang berbunyi

, Ø£َÙ…ْ Ø­َسِبْتُÙ…ْ Ø£َÙ† تَدْØ®ُÙ„ُواْ الْجَÙ†َّØ©َ ÙˆَÙ„َÙ…َّا ÙŠَØ£ْتِÙƒُÙ… Ù…َّØ«َÙ„ُ الَّذِينَ Ø®َÙ„َÙˆْاْ Ù…ِÙ† Ù‚َبْÙ„ِÙƒُÙ… Ù…َّسَّتْÙ‡ُÙ…ُ الْبَØ£ْسَاء Ùˆَالضَّرَّاء ÙˆَزُÙ„ْزِÙ„ُواْ Ø­َتَّÙ‰ ÙŠَÙ‚ُولَ الرَّسُولُ Ùˆَالَّذِينَ آمَÙ†ُواْ Ù…َعَÙ‡ُ Ù…َتَÙ‰ Ù†َصْرُ اللّÙ‡ِ Ø£َلا Ø¥ِÙ†َّ Ù†َصْرَ اللّÙ‡ِ Ù‚َرِيبٌ 

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (Al Baqarah ayat 214).

 "Buktikan dengan kemakmuran. Kita bikin negeri ini makmur, kita bantu orang yang susah, kita santuni anak yatimnya. Jalan menuju surga adalah ketika kita bersama-sama membangun keadilan sosial," tuturnya

Buya Syakur Yasin: Berapa 'Harga' Surga? Apakah Cukup Dibayar dengan Bersujud? VIDEO






Buya Syakur Kritisi Hadis Bukhari Juga Ajak Jemaah Tidak Takut Murtad dan Singgung Gusdur

 


Buya Syakur Kritisi Hadis Bukhari Juga Ajak Jemaah Tidak Takut Murtad dan Singgung Gusdur

Hal ini menyusul beredarnya video ceramah yang memuat pernyataan kontroversial. Bahkan, Buya Syakur juga pernah mengatakan jangan takut murtad yang diunggah di kanal YouTube KH Buya Syakur Yasin MA pada 11 Desember 2019.

Salah satu ceramah yang dianggap kontroversial dan sempat viral itu mengajak jemaah agar jangan takut murtad.

Video tersebut diberi judul “Nabi Muhammad Saw Tidak Buta Huruf ! Ini 5 Bukti Bahwa Nabi tidak Buta Huruf”.

Potongan video itu kembali viral bersamaan dengan viralnya ceramah Buya Syakur di Mabes Polri beberapa waktu lalu. Dalam video tersebut, Buya Syakur awalnya mengulas tentang Nabi Muhammad SAW dan hadis-hadisnya. Ia menyebut banyak hadis palsu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

Menurut Buya Syakur, hadis mulai dikumpulkan dan ditulis setelah nabi sudah lama meninggal dunia. Hadis ditulis sekitar 150 tahun setelah nabi meninggal. Hadis nabi diseleksi oleh Imam Bukhari dan dipilih yang dianggap shahih. “Imam Bkuhori itu pernah mengecek, meneliti, mengurai, menganalisa, mengklarifikasi dari teksnya, rowinya, sanadnya,” ucap Buya Syakur dalam video tersebut.

Setelah diseleksi, hadis yang lolos hanya 14.000. Hadis tersebut ditulis dan dibukukan oleh Imam Bukhari atau yang dikenal dengan Hadis Shahih Bukhari.

“600 ribu hadis diseleksi secara cermat, kejujuran perawinya dan semuanya itu dalam 16 tahun,” ucapnya.

Buya Syakur lantas mengajak jemaah untuk menghitung berapa hadis yang diseleksi Bukhari dengan menggunakan kalkulator.16 tahun sama dengan 5.840 hari. Jadi, Imam Bukhori menyeleksi 600.000 hadis dalam waktu 5.840 hari. Artinya, Imam Bukhari menyeleksi hadis 37.500 dalam setahun atau 3.125 hadis dalam sebulan atau 104 hadis dalam sehari atau 4,3 hadis per jam. “Udah saja deh, 4 hadis satu jam tuh, berarti dia (Bukhori) bisa menyelesaikan tugas satu hadis dalam 15 menit selama 16 tahun,” ucap Buya Syakur.

Dengan hitung-hitungan tersebut, Buya Syakur terkesan meragukan apakah benar Bukhari bertemu dengan semua perawi hadis saat melakukan seleksi. 

“Kapan naik ontanya? Kapan ketemunya segala macam. Itu kan pertanyaan besar,” ucap Buya Syakur.

Buya Syakur lantas membeberkan hasil pertemuannya dengan mantan Presiden RI yang juga tokoh NU, KH Aburrahman Wahid atau Gus Dur. “Dulu saya dengan Gus Dur bicara seperti ini, kata Gus Dur yah memang begitu Pak Syakur, saya ini beragama kayak pegang barang. Dilepas nggak boleh, dipegang saya sakit,” ujar Buya Syakur menirukan ucapan Gus Dur. Berdasarkan ucapan Gus Dur tersebut, Buya Syakur pun kemudian mengajak jemaah untuk berpikir kritis dan jangan takut murtad.

“Oleh karena itu, yuk sekarang kita berpikir, jangan takut murtad dong. Daripada kamu mempercayai sesuatu yang tidak benar. Betul nggak? Ya iyah, berpikir kritis, berpikir kritis, berpikir kritis,” ucap Buya Syakur dikutip dari Pojoksatu. Lebih lanjut, Buya Syakur dalam videonya yang menyinggung ucapan Gus Dur tersebut juga membeberkan cara agama mendidik pengikutnya.

“Selama ini kita dididik belajar agama ini dengan cara pejamkan matamu, matikan lampu, tutup jendela, kunci pintu, yakinlah! Begitu caranya, selama ini kan,” tandas Buya Syakur.

Buya Syakur mengajak para jemaah agar mengubah paradigma berpikir seperti itu.

“Yuk kita berbicara rasional, itu yang saya inginkan. Dan ini akan terjadi perubahan nanti. Sebab kalau tidak dimulai dari pikiranmu, bagaimana bisa berubah,” tandas Buya Syakur. 

 Buya Syakur Kritisi Hadis Bukhari. VIDEO






Jika Tidak Sholat, Apakah Ibadah Lain Tidak Diterima?

 


Jika Tidak Sholat, Apakah Ibadah Lain Tidak Diterima? 

Umat Islam selama ini meyakini bahwa sholat merupakan ibadah utama dalam menjalankan agama. KH Buya Syakur Yasin MA pun tak menolak pemahaman tersebut.

Dengan dasar itu, kata Buya Syakur, banyak yang menilai sholat merupakan panglima dalam beragama. Bahkan tak jarang untuk mengukur kebenaran seseorang, beragamanya benar atau tidak, kata Buya Syakur, seringkali dilihat melalui sholatnya.

Selain itu, kata Buya Syakur, bahwa selama ini banyak umat Islam memahami sholat merupakan tiang agama, yang mengandung arti siapa yang mendirikan sholat, dialah yang mendirikan agama. Sementara siapa yang tidak mendirikan sholat, maka sedang menghancurkan agama.

"Banyak hadits tentang sholat ini, jumlahnya hingga ratusan. Termasuk diantaranya hadits yang menyatakan orang yang tidak sholat, maka ibadah lainnya tidak diterima," ujar Buya Syakur.

Hadits-hadits ini, kata Buya Syakur, kemudian membuat umat Islam dalam beragama terjebak dalam ibadah-ibadah yang bersifat seremoni atau ibadah ritual. Sementara ibadah sosial dan ibadah spiritualnya malah terlupakan.

"Mana buktinya? buktinya umat Islam saat ini banyak yang bertengkar sesama saudaranya. Apakah dibenarkan umat Islam bertengkar, saling bunuh membunuh? Lihat Irak hancur lebur, Syiria porak poranda, Yaman masih terbakar, Libya jungkir balik. Itu bukan sekarang saja, tetapi sejak jaman dahulu,” tandas Buya Syakur.

“Lalu dimana ibadah sosialnya? Lalu dimana ibadah spiritualnya? kita selama ini sibuk membangun masjid, semakin rajin beribadah semakin rajin pula bertengkarnya,” sambung Buya Syakur.

“Saya tidak bermaksud merendahkan sholat, tetapi kenapa di Alquran sendiri kalau sholat sebagai tiang agama, kalau memang sholat menjadi ukuran seseorang amalnya tidak diterima, kenapa dalam Alquran hanya sekali-kali disebutkan dalam Alquran, dan tidak berulang-ulang. Itu pun hanya secara global saja. Justru yang disebutkan berkali-kali itu adalah infak,”

“Tidak disebutkan berapa kali sehari, rakaatnya tidak disebutkan, apa yang dibaca juga tidak disebutkan, tidak ada dalam Alquran itu bagaimana protokol sholat itu dilakukan, bahkan sampai sekarang pelaksanaan sholat berbeda-beda, ada yang kunut ada yang tidak, ada yang baca alfatihah ada yang tidak. Bahkan sampai sekarang Nabi Muhammad sholat saja tidak ada yang tahu persis,”

“Justru yang disebutkan berkali-kali dalam Alquran itu adalah infak. Tetapi kenapa dalam bab piqih tidak ada bab infak? ini kemudian menjadi persoalan tersembunyi sesungguhnya,”

“Saya tidak menolak itu semua, hanya saja saya sedang berhipotesa. Jadi sampai sekarang saja tidak ada yang tahu bahwa sholat Nabi Muhammad itu seperti apa. Saya ingin meniru sholatnya seperti nabi,”

“Tetapi jika Anda mensyukuri seperti itu ya syukurlah. Supaya amalnya diterima ya yang rajin sholatnya,”

“Saya juga secara logika sederhana seringkali mengatakan untuk mengukur kebenaran seseorang jaman sekarang tidak usah dilihat seberapa rajinnya dia berpuasa atau berwirid, jika ada anak mudah sudah rajin sholatnya itu sudah paling hebat. dan itu tidak salah. Tetapi jika memahami bahwa sholat adalah panglima dalam beragama menjadi kita akhirnya terjebak dalam agama seremoni,”

Tetapi penilaian seseorang di masyarakat tetap akan berbeda. Misalnya ada orang tidak sholat, tetapi dia dermawan. Akan berbeda penilaiannya kepada orang yang rajin sholat, tetapi dia pelit.

 Jika Tidak Sholat, Apakah Ibadah Lain Tidak Diterima? VIDEO






Bicara Pengendalian Diri, Buya Syakur Singgung Negara Agama


Bicara Pengendalian Diri, Buya Syakur Singgung Negara Agama

 "Di Indonesia, cuma ada tiga tokoh islam yang berfikir secata analitik, (yaitu) Quraish Shihab, Pak Syakur dan Cak Nur," ungkap Gus Dur kala itu. 

Pak Syakur yang dimaksud oleh cucu pendiri NU tersebut adalah KH. Syakur Yasin, pengasuh Ponpes Cadangpinggan, Sukagumiwang, Indramayu Jawa Barat. Namanya tidak seviral ulama lainnya. Namun melalui kanal Youtube KH Buya Syakur Yasin dengan label Wamimma TV, dirinya eksis mengkaji beragam kitab kuning. 

Beberapa karya yang dikaji oleh kiai lukusan Cairo ini, diantaranya Kitab Fi Dhilalil Qur'an, Fathur Rabbani, Roaitullah dan beragam kitab lainnya. Kebanyakan kajian kiai dengan logat Sunda medok ini memang bercorak tasawuf. 

Pengendalian Diri,  Buya Syakur mengupas perihal pengendalian diri. Hal ini disampaikan dalam kajian Kitab Raitullah poin ke-16 sampai 20. 

Dalam pembahasan nafsu, kiai yang pernah kuliah di London, Inggris ini menyatakan bahwa nafsu bisa baik namun bisa pula majikan yang jahat jika tidak dikendalikan. 

"Membangun masjid juga yang nyuruh nafsu," tegasnya. 

Asumsi ini menjelaskan bahwa kebaikan juga membutuhkan nafsu agar bisa berjalan. Namun pada ungkapan berikutnya, Buya Syakur meneruskan ceramahnya tentang akibat menuruti nafsu. "Ketika kau mengagumi nafsumu, maka engkau akan Ku serahkan kepada musuh-Ku, Kata Allah," Lanjut Buya Syakur. 

Maka, imbuhnya, terciptalah setan-setan dalam bentuk manusia. Hal ini, terang Buya Syakur adalah akibat yang nyata dari perilaku terlalu membanggakan nafsu..Kunci utama dalam pengendalian diri, menurut Kiai yang ahli di bidang sastra dab linguistik ini adalah selalu mendekat kepada tuhan. Hal ini disampaikannya berdasarkan Kitab Roaitullah poin ke-19. 

"Jika engkau bersimpuh dihadapan-Ku dan selalu berada kehadirat-Ku, maka jika engkau bicara, Akulah sesungguhnya yang berucap. Jika engkau menjadi pemimpin pemerintahan, Akulah yang berkuasa," tuturnya memberi penjelasan.Dengan kata lain, lanjut Buya, jika seseorang selalu dekat dengan Tuhan, maka tuhan akan membimbing. Sehingga, kredibilitas dan kecintaan rakyat akan meningkat kepada orang tersebut. 

"Akan dibimbing (oleh Allah). Bukan malah menganggap bahwa segala keputusannya adalah keputusan Tuhan," ungkapnya. 

Negara Agama

Berangkat dari pola yang berkembang saat ini, Buya Syakur agak khawatir dengan pengangkatan isyu negara berbasis agama. Menurutnya, masih bersambung dengan pengendalian diri, memaksa negara agama justru akan membentuk kepemimpinan yang diktator. 

"Kalau pemimpin bilang keputusanku adalah perintah tuhan, siapa yang berani lawan?," tuturnya. 

Pada level berikutnya, Tuhan atau agama hanya akan digunakan sebagai tameng menentukan kebijakan yang menguntungkan pribadi atau golongan tertentu. Maka, lanjut Buya Syakur, orang Indonesia sangatlah beruntung sebab berdasarkan Pancasila, negara berketuhanan dan bukan negara agama.

Bicara Pengendalian Diri, Buya Syakur Singgung Negara Agama VIDEO