Sound

Thursday, December 23, 2021

Mengungkap Bukti Adanya Tuhan bersama Buya Syakur



Mengungkap Bukti Adanya Tuhan bersama Buya Syakur

Membuktikan adanya Tuhan diyakini bisa menambah keyakinan seseorang dalam beragama. Atas dasar itu, KH Buya Syakur Yasin MA mengajak setiap orang untuk membuktikan adanya Tuhan secara bijak.

Menurut pria yang akrab disapa Buya Syakur tersebut, saat ini pembuktian Tuhan seringkali dikaitkan dengan adanya bukti fisik ciptaan-Nya. Misalnya dengan menunjukan adanya langit dan bumi serta makhluk hidup sebagai ciptaan Tuhan.

Padahal metode tersebut, kata Buya Syakur, memiliki kelemahan. Sehingga pembuktian Tuhan dengan bukti fisik tidak cocok diterapkan kepada orang-orang berpendidikan.

“Kalau pembuktian Tuhan dengan menunjukan adanya langit dan bumi, kalau itu diterapkan kepada anak-anak sebagai pengenalan, saya setuju, yang penting mereka percaya dan karena memang mudah dipahami,” kata Buya Syakur.

Tetapi, kata Buya Syakur, jika cara ini diterapkan kepada orang-orang berpendidikan, terdapat kelemahan. Sehingga keberadaan Tuhan bisa terbantahkan.

“Kalau pembuktian adanya Tuhan dengan menunjuk adanya langit dan bumi itu memiliki kelemahan. Berdasarkan kajian ilmiah, langit dan bumi itu kan tercipta melalui peristiwa Big Bang. Jadi sebelum ada Big Bang, belum ada langit dan bumi. Kalau belum ada apa-apa, lalu Tuhan ada tidak?,” ungkap Buya Syakur.

“Termasuk saat nanti setelah hari kiamat, dan alam semesta dan isinya dihancurkan oleh Allah, artinya saat itu sudah tidak ada lagi bukti fisik penciptaan Tuhan. Lalu bagaimana kita membuktikan Tuhan?,” sambung Buya Syakur.

Masih menurut Buya Syakur, satu-satunya cara untuk membuktikan adanya Tuhan yaitu dengan rasa atau keyakinan yang ada dalam setiap hati manusia. Bukan dengan bukti fisik, seperti yang selama ini dipahami.

Jika hati sudah merasa yakin dengan keberadaan Tuhan, kata Buya Syakur, apapun alasannya akan sulit terbantahkan.

“Jadi yang bisa membuktikan adanya Tuhan adalah rasa (keyakinan) kita,” tandasnya.

“Kita sendiri seharusnya sadar bahwa kita ini selama 24 jam selalu berkomunikasi dengan Allah. Di dalam Alquran disebutkan Allah itu lebih dekat dari urat nadi. Maksud dari ayat tersebut yiatu bahwa Allah ada di inti kehidupan manusia,” pungkas Buya Syakur.

Mengungkap Bukti Adanya Tuhan bersama Buya Syakur. VIDEO







Tuesday, December 21, 2021

Orang yang Paling Dekat dengan Allah itu yang Paling Paham Firman-Nya. Buya Syakur



Orang yang Paling Dekat dengan Allah itu yang Paling Paham Firman-Nya. Buya Syakur

Dalam sebuah ceramah, Buya Syakur Yasin menyampaikan pendapat linguis modern Ferdinand de Saussure. Menurutnya, Ferdinand de Saussure menggagas bahwa kata sebenarnya tidak memiliki makna atau arti yang pasti sebab hanya simbol-simbol saja. Makna datang setelah kata berdampingan dengan kata yang lain dan membentuk kalimat yang sempurna. Setelah kalimat menjadi sempurna, belum tentu maknanya bisa dicerna dan utuh.

Kajian-kajian teks sering mengalami kegagalan sebab teks tidak pernah menunjukkan makna yang pasti. Terjadilah subjektivitas pada bentuk teksnya, pembicaranya, pendengarnya, situasi, kondisi, ruang dan waktu, dan lain sebagainya sangat menentukan sekali. 

Bisa saja seseorang berkata dan satu orang berbeda lainnya berbicara dengan kata yang sama tapi maknanya jauh berbeda. Diucapkan di tempat yang berbeda, kata bisa memiliki makna yang berbeda. Begitu juga saat diucapkan di dua atau lebih ruang yang berbeda. Saat kata dilontarkan atau dibicarakan pada lawan bicara yang berbeda juga akan bermakna berbeda. Bahasa hanya simbol saja.

Santri yang pintar, santri yang bodoh, santri yang rajin, santri yang malas, santri yang dekat, santri yang jauh, ketika mendengarkan ucapan kiainya pasti memiliki pemahaman yang berbeda-beda. Menagih hutang di tempat umum berarti menghina tapi jika menarih di rumah maka akan dijawab dengan tenang.

Persoalannya, banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan dan diucapkan pada masa perang digunakan untuk Indonesia yang damai. Indonesia negara yang cinta damai kenapa menggunakan ayat-ayat perang? Kata seperti habiskan, bunuh, bakar, cincang adalah bahasa perang, tidak bisa diucapkan di masa damai.

Kesalahan kita adalah tidak memahami konteks. Pada akhirnya, siapa orang yang paling paham siapa yang saya katakan adalah orang yang paling mengenal saya, mengerti saya sehingga paham apa yang saya maksudkan. Diam saja bisa diartikan sebagai izin padahal bisa jadi artinya adalah marah.

Buya Syakur menutup dengan sebuah analogi: “Siapa orang yang paling paham dengan firman Tuhan? Ia adalah orang yang sudah paham (paling dekat) dengan Tuhan.”

Saat surat An-Nasr turun, Sayyidina Ali, Umar, dan Abu Bakar menangis. Ayat tersebut menandakan bahwa sebentar lagi mereka semua akan ditinggalkan oleh Rasulullah Saw. Para sahabat pun paham makna ayat tersebut sebab merekalah yang paling dekat dengan Rasulullah Saw.

Orang yang Paling Dekat dengan Allah itu yang Paling Paham Firman-Nya. Buya Syakur.VIDEO







Empat Makna Aurat Menurut Buya Syakur Yasin



Empat Makna Aurat Menurut Buya Syakur Yasin

K.H. Buya Syakur Yasin menjelaskan pendapatnya tentang makna aurat dari beberapa ayat dalam Al-Qur’an.

Para ulama berbeda pendapat tentang aurat. Filsafat, agama dan lain sebagainya ketika berpindah ke tempat yang lain tidak akan bisa seperti aslinya. Sebagai analogi, Buya Syakur menganalogikan mangga yang ditanam di Indramayu akan berbeda jika dibawa dan ditanam di daerah lainnya.

Ketika Islam muncul di Mekkah dan Madinah, lalu sampai ke Mesir, Turki bahkan Kanada, maka akan menjadi berbeda, tidak menjadi sama. Dalam beragama, perbedaan menjadi legal karena berkaitan dengan fakta sejarah. Perbedaan nyata terjadi dan dibiarkan sampai sekarang seperti itu.

Ada tiga komponen beragama: aqidah, syariat, dan akhlak. Dalam akidah, kita berbeda pendapat, misalkan Asy’ariyah, Mu’tazilah, Qadariyah, berbeda-beda. Masalah qadha dan qodar para ahli sunnah berbeda, begitu juga dengan Jabariyah berbeda dengan Mu’tzailah.

Jika semua berbeda, lalu di mana letak masalahnya? Seseorang yang beragama, terutama yang memeluk agama Islam harus menerapkan prinsip “apa pun pendapatmu, jangan menyalahkan pendapat yang lain”.

Perbedaan juga terjadi dalam Syari’ah karena sejarah pembukuan kitab fiqih berkaitan dengan institusi pribadi masing-masing. Baik Syafi’i, Hambali, Hanafi, maupun Maliki disusun di ruang dan waktu yang berbeda dan diteruskan oleh muridnya masing-masing sehingga menjadi Mazhab.



Ada pendapat harus wudhu saat pegang mushaf. Ada juga pendapat tidak harus wudhu saat memegang mushaf. Apa yang menjadi penting di sini adalah jangan yang berbeda kemudian disalahkan. Kita semua berbeda dalam syariah dan akidah.

Dalam hal bermoral masalah aurat, jilbab dan lain sebagainya pun berbeda. Perbedaan tersebut tidak menjadi masalah. “Apakah kita pernah sepakat dalam satu hal? Jangan memaksakan untuk sama sebab kita melihat suatu hal dari sisi yang berbeda,” tegas Buya Syakur Yasin.

Ada beberapa penjelasan tentang aurat menurut Buya Syakur Yasin yang beliau rangkum dalam beberapa poin sebagai berikut:

Pertama, aurat adalah kata sifat. Karena dia sebagai kata sifat, maka mustahil mendefinisikannya. Seperti halnya warna misalkan merah dan kuning, tidak bisa didefinisikan. Hal tersebut adalah pokok dalam ilmu yang membahas tentang terminologi. Surat An-Nur Ayat 58 berarti tentang aurat sebagai kata sifat:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لِيَسْتَـْٔذِنكُمُ ٱلَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ وَٱلَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا۟ ٱلْحُلُمَ مِنكُمْ ثَلَٰثَ مَرَّٰتٍ ۚ مِّن قَبْلِ صَلَوٰةِ ٱلْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُم مِّنَ ٱلظَّهِيرَةِ وَمِنۢ بَعْدِ صَلَوٰةِ ٱلْعِشَآءِ ۚ ثَلَٰثُ عَوْرَٰتٍ لَّكُمْ ۚ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌۢ بَعْدَهُنَّ ۚ طَوَّٰفُونَ عَلَيْكُم بَعْضُكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلْءَايَٰتِ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya’. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nur: 58)

Dalam ayat ini, aurat dijelaskan sebagai kata sifat dalam tiga waktu.

Kedua, aurat sebagai tempat. Dalam Quran Surat Al-Ahzab Ayat 13:

وَإِذْ قَالَت طَّآئِفَةٌ مِّنْهُمْ يَٰٓأَهْلَ يَثْرِبَ لَا مُقَامَ لَكُمْ فَٱرْجِعُوا۟ ۚ وَيَسْتَـْٔذِنُ فَرِيقٌ مِّنْهُمُ ٱلنَّبِىَّ يَقُولُونَ إِنَّ بُيُوتَنَا عَوْرَةٌ وَمَا هِىَ بِعَوْرَةٍ ۖ إِن يُرِيدُونَ إِلَّا فِرَارًا

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata: “Hai penduduk Yatsrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu”. Dan sebahagian dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata: “Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga)”. Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanya hendak lari.” (QS. Al-Ahzab : 13)

Dalam ayat ini, sebagian dari mereka minta izin pada Nabi ingin pulang dengan alasan rumahnya sebagai aurat, tempat untuk berlindung dari perang.

Ketiga, aurat sebagai sifat bagi perempuan dalam Quran Surat An-Nur Ayat 60:

وَٱلْقَوَٰعِدُ مِنَ ٱلنِّسَآءِ ٱلَّٰتِى لَا يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَن يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَٰتٍۭ بِزِينَةٍ ۖ وَأَن يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَّهُنَّ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ


Artinya: “Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nur : 60)

Ayat tersebut berarti jangan menghentak-hentakkan kaki (bagi perempuan) untuk memperlihatkan apa yang mereka sembunyikan dari perhiasan mereka. Pada saat itu, perempuan memakai krincingan (perhiasan di kaki atau gelang kaki) sehingga jika berjalan tidak boleh dihentak-hentakkan karena akan menimbulkan bunyi yang disengaja untuk menarik perhatian.

Apa yang Buya Syakur pertanyakan adalah apakah telinga laki-laki bersyahwat mendengar bunyi krincing-krincing tersebut? Jadi jangan-jangan, menghentak-hentakkan kakinya supaya buah dada dan pantatnya mumbul-mumbul (bergerak-gerak ke atas-bawah)? Itulah yang dekat dengan pemikiran Buya Syakur.

Keempat, aurat bermakna sebagai alat vital. Dalam Quran Surat Al-A’raf Ayat 27:

Baca Juga:  Lima Resep Merawat Rambut untuk Muslimah yang Berhijab

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ كَمَآ أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ ٱلْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَٰتِهِمَآ ۗ إِنَّهُۥ يَرَىٰكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُۥ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا ٱلشَّيَٰطِينَ أَوْلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

Artinya: “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’raf : 27)

Aurat yang telah disepakati umat Islam tanpa adanya perbedaan pendapat yaitu aurat di dalam shalat. Aurat di dalam shalat adalah sebagai kata sifat, tapi persoalannya adalah tentang kulit. Aurat dalam shalat urusannya kulit, di luar shalat urusannya moral. Maka sangat relatif dan subyektif sekali persoalannya.

Dalam shalat, saat memakai mukena, wajah perempuan terbuka. Sehingga bisa disimpulkan bahwa wajah bukanlah aurat. “Dalam shalat saja kelihatan, apalagi di luar ibadah. Artinya, aurat bukan fisik tetapi pikiran kita. Pelajaran moral sebegitu indahnya, mengapa menjadi persoalan serumit itu?” tutup Buya Syakur mengakhiri penjelasannya.

Empat Makna Aurat Menurut Buya Syakur Yasin. VIDEO







Ceramah Buya Syakur Viral, Sebut Ada Gambar Yesus Dalam Kabah

 


Ceramah Buya Syakur Viral, Sebut Ada Gambar Yesus Dalam Kabah

“Tokoh yang mengatakan ada patung Bunda Maria & Yesus di dalam Ka’bah di masa Rasulullah SAW adalah pembodohan publik, tanpa dasar ilmiah,” jelasnya di dalam postingan Facebooknya dikutip Selasa 2 November 2021.

KH Luthfi membantah data yang disampaikan Buya Syakur soal ada 480 berhala di sekitar Kabah yang dihancurkan.

“Yang disebut dalam sejarah, ada 360 patung di sekitar Ka’bah. Patung yang besar antara lain Allaat, Al’Uzza, Hubal, Almanaah, Suwaa’, dll. Dimulai dari Fathu Makkah (penaklukan kota Makkah) semua patung-patung itu dihancurkan oleh Rasulullah SAW dan para shahabat hingga bersih tak tersisa,” ujar KH Lutfhi.

Nah apa sih detail yang dikatakan KH buya Syakur soal Yesus dan Bunda Maria di dalam Kabah?

Dalam ceramahnya, Buya Syakur tidak mengatakan ada patung Yesus dan Bunda Maria di dalam kiblat umat Muslim sedunia. Kiai asal Indramayu itu mengatakan ada gambar Yesus dan Siti maria di dalam Kabah.

Jadi Buya Syakur menceritakan justru Nabi Muhammad mencegah pengikutnya yang ingin hapus Yesus dan Siti Maryam di dalam Kabah lho.

Berikut ini ceramah Buya Syakur soal Yesus di dalam Kabah:

“Kita lihat bahwa Nabi Muhammad SAW itu bisa taklukkan Kota Mekkah. Begitu dikuasai, berhala yang ada 480 berhala itu ditumbangkan semuanya. Lalu mereka masuk ke Kabah, di situ ada gambar Yesus, ada gambar Siti Maryam gendong Nabi Isa. Begitu mereka akan hapus gambar Nabi Isa dan Siti Maryam itu, kata Nabi apa? Beliau mengatakan gambar ini biarkan saja, jangan dihapus,” kata KH Buya Syakur.

Kiai asal Jawa Barat ini nggak adal ngomong demikian lho. dia mengutip sebuah riwayat dalam kitab Akhbar Makkah.

“Kenapa gambar Nabi Isa tak dihapus sedangkan berhala ditumbangkan, kenapa? Itu mesti dijelaskan kenapa? Jadi artinya betapa dekatnya hubungan Nabi Muhammad dengan para nasrani itu, nggak ada masalah, yang perlu dketahui yang mengusir dan menghalau orang Yahudi dari Kota Madinah bukan Kanjeng Nabi tapi Khalifah Umar, dihabisin semuanya,” kata dia.

Ceramah Buya Syakur Viral, Sebut Ada Gambar Yesus Dalam Kabah. VIDEO







Agama Siti Khadijah Istri Nabi Muhammad kristen, Buya Syakur

 


Agama Siti Khadijah Istri Nabi Muhammad kristen, Buya Syakur

Pendiri Pondok Pesantren Cadangpinggan, Indramayu, itu membuat pertanyaan kontroversi tentang agama istri Nabi Muhammad SAW yakni Siti Khadijah.  

"Ini kan agamanya Siti Khadijah kan disembunyikan. Pastinya dia bukan penyembah berhala, yang pasti dia bukan bukan Yahudi Agamanya apa?" kata Buya Syakur dikutip dari channel YouTube KH Buya Syakur Yasin MA, Rabu (3/11/2021). 

"Tapi kalau kita lihat dari pernikahannya dengan Nabi Muhammad. Nabi Muhammad tidak pernah berpoligami. Di Jazirah Arabian Yahudi berpoligami, penyembah berhala juga berpoligami, orang Islam juga berpoligami," kata Buya Syakur. 

"Yang tidak berpoligami Agamanya apa? Nanti bapak yang menjawab sendiri," tambah dia.

Buya Syakur juga mempertanyakan momen saat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, dia mengonsultasikan dengan seorang pendeta bernama Waraqah bin Naufal.

Ia menyebut bahwa ada yang disembunyikan dari agama Siti Khadijah. Buya Syakur lantas meminta publik untuk menyimpulkan sendiri apa agama dari istri pertama Nabi Muhammad tersebut.

"Tapi yang jadi pertanyaan bagi saya yaitu ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dikonsultasi dengan seorang ahli spiritual siapa namanya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta," kata Buya Syakur. 

"Nabi Muhammad mengonsultasikan wahyu itu dengan seorang pendeta, jadi Khadijah itu siapa sebetulnya? Ini seperti ada yang disembunyikan. Jadi silakan simpulkan sendiri agamanya apa, tidak mau dimadu dan mengonsultasikan wahyu itu dengan seorang pendeta," tambah dia.

Pernyataan Buya Syakur dalam diskusi bertajuk 'Moderasi Beragama Merajut Nasionalisme & Toleransi Beragama' di Mabes Polri Jakarta.

Ia bahkan menyebut bahwa Buya Syakur adalah sesepuh liberal yang hanya dijadikan pion dari program moderasi agama.

Agama Siti Khadijah Istri Nabi Muhammad kristen, Buya Syakur. VIDEO







Ditanya Tentang Keberadaan Allah, Buya Syakur: Tuhan tidak Bertempat

 

Ditanya Tentang Keberadaan Allah, Buya Syakur: Tuhan tidak Bertempat

KH. Buya Syakur Yasin menjawab pertanyaan salah satu jamaah terkait keberadaan Allah SWT. Dalam video yang diunggah di kanal YouTube KH Buya Syakur Yasin, pengasuh Pondok Pesantren Candangpinggan itu menegaskan Allah terlepas dari dimensi waktu dan tempat.

"Allah itu tidak bertempat. Allah tidak terikat dengan dimensi waktu, dimensi tempat, dan dimensi-dimensi yang lain, karena Allah ada di mana saja," kata Buya Syakur, dikutip santaiaja.co pada Kamis, 16 September 2021.

Meski begitu, Buya Syakur mengakui ada kesulitan untuk menjelaskan terkiat ketuhanan dalam agama.

Ia menyarankan pada jamaah untuk percaya saja, lantaran tidak ada bahasa dan tindakan yang dapat menjelaskan Tuhan.

"Pada akhirnya percayalah, tidak ada kalimat yang bisa menjelaskan keberadaan Tuhan," ujarnya.

Buya Syakur menjelaskan alasan kenapa tidak ada yang bisa menjelaskan keberadaan Tuhan. Menurutnya, bahasa dan kalimat itu sendiri terbatas

"Hurufnya sendiri terbatas, tidak bisa menerangkan dirinya sendiri," katanya


Ditanya Tentang Keberadaan Allah, Buya Syakur: Tuhan tidak Bertempat. VIDEO







Monday, December 20, 2021

Makna Di Balik Penciptaan Manusia, Jin dan Malaikat Menurut Buya Syakur

 


Makna Di Balik Penciptaan Manusia, Jin dan Malaikat Menurut Buya Syakur

Dalam Alquran disebutkan bahwa Allah SWT menciptakan tiga makhluk berbeda, yaitu manusia (Nabi Adam), jin dan malaikat. Lalu apa tujuannya? Berikut penjelasan KH Buya Syakur Yasin MA.

Pria yang akrab disapa Buya Syakur tersebut menjelaskan, bahwa Allah SWT menciptakan manusia, jin dan malaikat bukan berarti Allah SWT butuh ketiga makhluk tersebut.

“Allah SWT menciptakan manusia, bukan berarti Allah SWT butuh manusia. Saya tegaskan Allah SWT tidak butuh apapun,” tegas Buya Syakur.

Menurut Buya Syakur, sejak awal Allah telah mengatakan bahwa telah menciptakan Adam dari tanah dan menciptakan malaikat dari cahaya serta menciptakan jin dari api.

Lalu malaikat dan jin disuruh bersujud kepada Adam. Namun jin menolak. Alasannya jin merasa lebih baik dari Adam. Sementara malaikat yang awalnya menolak, akhirnya mengikuti perintah Allah SWT tersebut.

Dari penjelasan ini, kata Buya Syakur, maknanya bahwa jin yang diciptakan dari api itu sifatnya energi negatif dan malaikat sebagai energi positif. Sementara Adam yang diciptakan dari tanah sifatnya materi.

“Bahwa pertemuan positif (malaikat) dan negatif (jin) di satu materi (manusia), akan muncul saling menghancurkan. Ketika timbul saling menghancurkan, maka disitulah akan bercahaya sebagai kekuatan besar muncul. Semua itu tidak akan muncul, jika kekuatan negatif dan kekuatan positif tidak dibenturkan,” jelas Buya Syakur.

“Ibarat sebuah lampu, jika hanya ada aliran positifnya saja. Maka tidak akan menyala. Namun jika aliran positif itu dibenturkan dengan aliran negatif di satu titik materi yang disebut lampu, maka akan bercahaya,” sambung Buya Syakur.

Nah nanti dipenghujungnya, kata Buya Syakur, bukan peran yang dimainkan. “Seperti dalam sebuah sandiwara atau lakon, mau jadi raja silahkan, mau jadi pembantu silahkan, ambil peran apapun silahkan, nanti yang menilai tetap sang sutradara. Tapi bukan peranmu yang menentukan, melainkan akting dengan sempurna,” tutur Buya Syakur.

“Seperti dalam film bertema kerajaan, yang menjadi raja belum tentu mendapat penghargaan. Justru seringkali yang memiliki peran pembantu yang mendapat penghargaan,” kata Buya Syakur.

“Dalam kehidupan ini juga begitu. Jangan beranggapan ketika menjadi kiyai kemudian akan mendapat surga paling atas. Belum tentu,”

Itulah, kata Buya Syakur, kenapa dalam realita banyak yang tertipu. Misalnya ketika melihat orang dengan ilmunya, melihat dengan surbannya, dengan jubahnya, dengan tasbih di tangannya.

“Saya tegaskan bukan disitu kehebatannya. Justru saya lebih terharu melihat wanita tua mengayuh sepeda, dengan tubuh rentanya membawa sayuran yang cukup berat untuk ia juga di pasar. Dengan begitu ia terlihat lebih siap menghadapi kehidupan apapun yang terjadi,” tandas Buya Syakur

“Bahwa pertemuan positif (malaikat) dan negatif (jin) di satu materi (manusia), akan muncul saling menghancurkan. Ketika timbul saling menghancurkan, maka disitulah akan bercahaya sebagai kekuatan besar muncul. Semua itu tidak akan muncul, jika kekuatan negatif dan kekuatan positif tidak dibenturkan,” jelas Buya Syakur.

“Ibarat sebuah lampu, jika hanya ada aliran positifnya saja. Maka tidak akan menyala. Namun jika aliran positif itu dibenturkan dengan aliran negatif di satu titik materi yang disebut lampu, maka akan bercahaya,” sambung Buya Syakur.

Nah nanti dipenghujungnya, kata Buya Syakur, bukan peran yang dimainkan. “Seperti dalam sebuah sandiwara atau lakon, mau jadi raja silahkan, mau jadi pembantu silahkan, ambil peran apapun silahkan, nanti yang menilai tetap sang sutradara. Tapi bukan peranmu yang menentukan, melainkan akting dengan sempurna,” tutur Buya Syakur.

“Seperti dalam film bertema kerajaan, yang menjadi raja belum tentu mendapat penghargaan. Justru seringkali yang memiliki peran pembantu yang mendapat penghargaan,” kata Buya Syakur.

“Dalam kehidupan ini juga begitu. Jangan beranggapan ketika menjadi kiyai kemudian akan mendapat surga paling atas. Belum tentu,”

Itulah, kata Buya Syakur, kenapa dalam realita banyak yang tertipu. Misalnya ketika melihat orang dengan ilmunya, melihat dengan surbannya, dengan jubahnya, dengan tasbih di tangannya.

“Saya tegaskan bukan disitu kehebatannya. Justru saya lebih terharu melihat wanita tua mengayuh sepeda, dengan tubuh rentanya membawa sayuran yang cukup berat untuk ia juga di pasar. Dengan begitu ia terlihat lebih siap menghadapi kehidupan apapun yang terjadi,” tandas Buya Syakur.

Makna Di Balik Penciptaan Manusia, Jin dan Malaikat Menurut Buya Syakur. VIDEO






Buya Syakur Soal Baca Sholawat Jibril 80.000 Kali Dalam Sehari, Allah SWT Kasih Rezeki Berlimpah


Buya Syakur Soal Baca Sholawat Jibril 80.000 Kali Dalam Sehari, Allah SWT Kasih Rezeki Berlimpah

Buya Syakur dalam tausiahnya memberikan amalan doa untuk menarik rezeki. Amalan doa untuk menarik rezeki itu berupa lantunan sholawat jibril. Buya Syakur menyarankan umat Islam untuk mengamalkan sholawat jibril itu sebanyak 80.000 kali dalam sehari.

Buya Syakur bahkan berani menjamin jika amalan doa sholawat jibril itu dijalankan selama 3 tahun, rezeki berlimpah akan diberikan oleh Allah SWT.

"Nih Amalkan ini 'Shollallahu Alla Muhammad' sebanyak 80.000 kali, kalau kamu 3 tahun kemudian belum kaya, ludahi muka saya," kata Buya Syakur dikutip Jurnal Medan di YouTube Sufinesia TV, Minggu, 8 Agustus 2021.

"Saya tantang begitu, tapi sebelumnya saya kasih pemahaman dulu tentang makna sholawat itu apa. Nah ini yang kadang-kadang orang males menerangkannya," sambungnya.

Buya Syakur menjelaskan bahwa amalan doa sholawat jibril untuk mendatangkan rezeki yang berlimpah adalah berkomunikasi dengan Nabi Muhammad SAW.

"Bersholawat itu berkomunikasi, bersambung kontak dengan kanjeng nabi Muhammad," ujar Buya Syakur. Diketahui, bacaan sholawat jibril memang pendek, namun diyakini umat Islam atau muslim jika diamalkan akan mampu membuka pintu rezeki.

Sholawat jibril ini merupakan salah satu sholawat nabi yang paling terpendek, dan akan memudahkan umat Islam mendapatkan rezeki tak terduga dari segala arah.

Sholawat jibril ini sering kali diajarkan oleh para sesepuh alim ulama, pada masyaikh dan para kyai pada umumnya. Sholawat jibril juga banyak diamalkan oleh para waliyullah, para ulama atau para kiyai.

Berikut ini bacaan Sholawat Jibril

صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد

"Shollallohu A'la Muhammad"

Adapun untuk mendapatkan keberkahan sholawat Jibril ini, silahkan dibaca sebanyak 1000 (seribu) kali atau 3333 (tiga ribu tiga ratus tiga puluh tiga) kali.

Bisa juga dibaca lebih banyak yaitu sejumlah 7.000 (tujuh ribu) kali atau 10.000 (sepuluh ribu) kali tiap hari, atau bisa juga anda baca sebanyak anda mampu. Hal yang perlu digaris bawahi dalam mengamalkan sholawat Jibril ini bukanlah jumlahnya, namun konsistensinya.

Jika anda amalkan dengan istiqomah, maka manfaatnya akan lebih terasa daripada anda baca dalam jumlah banyak namun tidak istiqomah.

Sekali lagi ingat, yang penting untuk amalan shalawat tiap hari adalah istiqomahnya.

Berikut do'a pelengkap Sholawat Jibril untuk pelarisan dan kerezekian

Sholawat Jibril memang dikenal sebagai shalawat penarik rezeki paling kuat, untuk melariskan dagang atau melancarkan usaha.

Namun jika diamalkan dengan tata cara tertentu dan diimbangi dengan doa pelengkap untuk urusan rezeki. Adapun doanya adalah sebagai berikut:

بسم الله الرحمن الرحيم لهُمَّ اَعْطِنِي ثَوَابَ صَلَّى اللهُ عَلَى محمد أَنْ تَرْزُقَنِي شَيْئًا أَسْتَعِيْنُ بِهِ عَلَى الطّاعَةِ   

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الِعزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَي الْمُرْسَلِيْنَ وَالحمْدُ لله ربِّ العَالميْن

Bismillaahirrohmaanirrohiim Alloohumma A’thinii


Tsawaaba Shollalloohu ‘Alaa Muhammad An Tarzuqonii Syai-An Asta ‘Iinu Bihi ‘Alath-Thoo ‘Ah Subhaana Robbika Robbil ‘Izzati ‘Ammaa Yashifuun Wasalaamun ‘Alal Mursaliin Walhamdulillaahi Robbil ‘Aalamiin"

Artinya: "Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Ya Allah datangkanlah padaku pahala Shollalloohu ‘Alaa Muhammad berilah rezeqi padaku, sesuatu yang dapat menolongku untuk ta’at"

"Maha suci Tuhanmu, Tuhan yang maha mulia dari apa yang mereka sifatkan dan salam sejahtera untuk para Rasul dan segala puji kepada Allah Tuhan semesta alam." 

Buya Syakur Soal Baca Sholawat Jibril 80.000 Kali Dalam Sehari, Allah SWT Kasih Rezeki Berlimpah VIDEO

Sunday, December 19, 2021

Menjawab “Pluralisme” Buya Syakur


 Menjawab “Pluralisme” Buya Syakur 

Mereka meyakini bahwa semua agama pada akhirnya mengantarkan ke surga. Ini bagian dari filsafat Perenialisme yang tidak dapat menemukan ruang sedikit pun dalam Islam. 

Langsung saja, berikut beberapa point perkataan beliau yang perlu diberi catatan: 

1. “Semua agama buatan Tuhan”

Betul sekali, semua yang ada di dunia adalah buatan Tuhan, lalu apakah dapat disimpulkan bahwa semua agama direstui Tuhan? Tentu saja tidak.

Ucapan ini seperti ucapan orang yang hendak menghalalakan semua jenis makanan lalu berkata: “Semua makanan adalah buatan Tuhan”. Sekalian saja suruh makan mayat sebab mayat pun buatan Tuhan.


2. “Pada akhirnya yang selamet siapa? …” 

Ada beberapa ayat yang digemari para pluralis, di antaranya adalah yang dikutip Buya Syakur berikut: 

﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلصَّٰبِـِٔينَ وَٱلنَّصَٰرَىٰ وَٱلۡمَجُوسَ وَٱلَّذِينَ أَشۡرَكُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ ‌يَفۡصِلُ ‌بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٌ﴾ [الحج: 17] 

“Sesungguhnya orang-orang beriman, orang Yahudi, orang Sabiin, orang Nasrani, orang Majusi dan orang musyrik, Allah pasti memberi keputusan di antara mereka pada hari Kiamat. Sungguh, Allah menjadi saksi atas segala sesuatu.” 

Perlu diingat bahwa ayat di atas sama sekali tidak pernah menyatakan bahwa semua aliran atau agama yang disebutkan itu dibenarkan oleh Allah. Buya Syakur sendiri-lah yang mengarahkan opini ke situ tanpa ada korelasi dengan konten ayat itu. 

Buya Syakur tidak teliti membaca ayat itu. Di situ Allah berfirman “Allah pasti memberi keputusan di antara mereka pada hari Kiamat”, bukan “Allah akan menyelamatkan mereka semua pada hari kiamat”.

Oleh karena itu, ayat itu justru menegaskan bahwa semua yang disebut di atas akan mendapat keputusan yang berbeda-beda. Ada yang diputuskan di neraka dan ada pula yang di surga.

3. Allah Yang Maha Menentukan

“Allah yang menentukan siapa yang selamat di antara mereka nanti di hari kiamat, bukan sekarang. Bukan kamu yang menentukan. Neraka.. neraka… memangnya kamu Tuhan?” 

Betul, yang menentukan siapa yang akan masuk neraka adalah Allah, bukan kita semua. angan sampai lupa pula bahwa yang menentukan masuk surga juga bukan Buya Syakur, dan bukan pula kita semua tapi Allah.

Seolah ada yang punya orang dalam saja hingga berani mengesankan seolah berbagai agama masuk surga. Lalu bagaimana kata Allah sendiri tentang orang-orang itu, mari baca ayat ini: 

﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ شَرُّ ٱلۡبَرِيَّةِ﴾ [البينة: 6] 

“Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.” 

Nah, itu Allah sendiri yang bilang mereka akan masuk neraka Jahannam. Artinya keputusan yang dimaksud dalam surat al-Hajj 17 yang dinukil adalah keputusan untuk memasukkan mereka ke neraka.

Kalau orang Islam jelas pada akhirnya akan masuk surga, ini pun kita tahu dari ayat juga, bukan dari keputusan kita sendiri. Lalu pertanyannya, ketika Allah sudah menyatakan agama-agama di atas masuk neraka lantas kenapa Buya Syakur melarang kami mengatakan itu sekarang? Memangnya kamu mau merevisi firman Tuhan? 

Bagi yang mau menyuruh saya tabayun ke beliau, maka saya tegaskan bahwa saya tidak mau karena yang harus tabayun adalah Buya Syakur. Di mana-mana, ketika dalam suatu barisan besar semua menghadap ke barat sesuai instruksi.

 Menjawab “Pluralisme” Buya Syakur . VIDEO







Untuk Apa sih Allah Suruh Kita Shalat? Buya Syakur



Untuk Apa sih Allah Suruh Kita Shalat? Buya Syakur 

KH. Buya Syakur Yasin, MA mengungkapkan tujuan perintah Allah SWT berkenaan dengan kewajiban menunaikan ibadah shalat.

Diketahui, shalat merupakan kewajiban bagi seluruh umat Islam di dunia. Bahkan dalam keadaan sakit, seorang muslim masih tetap diwajibkan untuk shalat dengan cara yang diatur dalam fiqih.

Saking wajibnya, sehingga tidak ada amalan lain yang bernilai tanpa disertai dengan shalat.

Meski begitu, banyak yang masih belum tahu apa alasan Allah menyuruh kita shalat selain untuk memenuhi perintah-Nya.

Menurut Kiyai yang akrab disapa Buya Syakur itu, walaupun perintah shalat termasuk ke dalam ibadah ‘mahdah’ (langsung), tujuan tiada lain untuk menusia itu sendiri.

“Jadi, perintah untuk shalat itu bukan untuk Allah tapi untuk manusia," ujar Buya Syakur, dikutip dari video di kanal YouTube KH Buya Syakur Yasin MA, Selasa 12 Oktober 2021.

Buya Syakur menambahkan, bahwa shalat dapat meningkatkan kesehatan, memperbaiki hubungan sosial dan juga menyehatkan mental.

"Shalat bisa membantu manusia dalam aspek kesehatan, hubungan sosial dan kondisi psikologis,” tuturnya.

Pendiri Pondok Pesantren Candang Pinggan itu menambahkan, shalat bisa juga memberi keakraban bermasyarakat. Misalnya shalat berjamaah di mesjid itu bisa menjadi ajang silaturahmi semua warga dari berbagai golongan.

Untuk Apa sih Allah Suruh Kita Shalat? Buya Syakur  .VIDEO






Dianggap Bertentangan dengan Wali Songo, Buya Syakur Bongkar Pemikiran Syekh Siti Jenar



Dianggap Bertentangan dengan Wali Songo, Buya Syakur Bongkar Pemikiran Syekh Siti Jenar


Siapa yang tak mengenal nama Syekh Siti Jenar. Sosok ini menjadi kontoversi karena pemikirannya yang dianggap menyesatkan sebagian pihak pada zaman itu.

Menurut KH Buya Syakur Yasin MA, Syekh Siti Jenar lahir pada tahun 1404, dan wafat pada tahun 1517. Sehingga saat wafat, Syekh Siti Jenar berusia 93 tahun.

Masih menurut Buya Syakur, Syekh Siti Jenar memiliki banyak nama lain. Sedikitnya ada 16 julukan yang melekat pada tokoh sufi ini.

Dikatakan Buya Syakur, makna dari nama Siti Jenar sendiri adalah tanah merah. Sementara nama asli Syekh Siti Jenar yaitu Sayyid Hasan ‘Ali al-Husaini.

Kemudian kata Buya Syakur, saat dewasa Syekh Siti Jenar bernama Sayyid Abdul Jalil. Beliau juga dikenal sebagai Sunan Jepara, Syekh Lemah Abang, Syekh Sitibrit, Hasan Ali, dan Siti Jenar.

“Beliau adalah salah satu anggota Dewan Masjid Dakwah Wali Songo,” ungkap Buya Syakur.

Buya Syakur menegaskan, penyebab kematian Syekh Siti Jenar tidak diketahui pasti. Terdapat beberapa versi mengenai kematian Syekh Siti Jenar. Termasuk lokasi pemakamannya.

Dikatakan Buya Syakur, pemahaman Syekh Siti Jenar yang terkenal mengenai Manunggaling Kaula Gusti dianggap sesat oleh sebagian pihak pada saat itu.

“Namun ada juga yang menganggap Syekh Siti Jenar ini sebagai tokoh intelektual. Termasuk saya menganggap dia sebagai tokoh intelektual yang telah mendapatkan esensi Islam,” tandas Buya Syakur.

Buya Syakur menjelaskan, dalam karya sastra Syekh Siti Jenar yang disebut pupuh berisi budi pekerti, ajarannya dianggap bertentangan dengan ajaran wali songo. Terutama mengenai pemahaman aspek moral dan ketentuan syariat yang diterapkan Wali Songo.

Sementara itu sedikitnya ada 3 ajaran Syekh Siti Jenar yang paling kontroversial. Hal itu meliputi masalah hidup dan mati, tuhan dan kebebasan, serta tempat berlakunya syariat.

“Itulah 3 pokok yang paling menjadi kotroversial dalam sejarah,” tegas Buya Syakur.

“Beliau mengatakan kehidupan di dunia ini disebut sebagai kematian, dan sebaliknya, kematian dianggap sebagai awal dari kehidupan yang hakiki dan abadi,”

"Saya melihat tiga kontroversial ini, justru tidak kontroversi. Ini nanti saya jelaskan. Supaya, kasihan juga masa sudah meninggal dunia masih dimusrik-musyrikan juga,".

“Tetapi bukan berarti saya membela Syekh Siti Jenar. Tetapi juga bukan untuk menyalahkan Syekh Siti Jenar. Saya hanya akan mencoba memaparkan kepada semuanya bahwa perbedaan itu disebabkan karena sudut pandang yang berbeda,

Dikatakan Buya Syakur, pemahaman Syekh Siti Jenar yang terkenal mengenai Manunggaling Kaula Gusti dianggap sesat oleh sebagian pihak pada saat itu.

“Namun ada juga yang menganggap Syekh Siti Jenar ini sebagai tokoh intelektual. Termasuk saya menganggap dia sebagai tokoh intelektual yang telah mendapatkan esensi Islam,” tandas Buya Syakur.

Buya Syakur menjelaskan, dalam karya sastra Syekh Siti Jenar yang disebut pupuh berisi budi pekerti, ajarannya dianggap bertentangan dengan ajaran wali songo. Terutama mengenai pemahaman aspek moral dan ketentuan syariat yang diterapkan Wali Songo.

Sementara itu sedikitnya ada 3 ajaran Syekh Siti Jenar yang paling kontroversial. Hal itu meliputi masalah hidup dan mati, tuhan dan kebebasan, serta tempat berlakunya syariat.

“Itulah 3 pokok yang paling menjadi kotroversial dalam sejarah,” tegas Buya Syakur.

“Beliau mengatakan kehidupan di dunia ini disebut sebagai kematian, dan sebaliknya, kematian dianggap sebagai awal dari kehidupan yang hakiki dan abadi,”

"Saya melihat tiga kontroversial ini, justru tidak kontroversi. Ini nanti saya jelaskan. Supaya, kasihan juga masa sudah meninggal dunia masih dimusrik-musyrikan juga,".

“Tetapi bukan berarti saya membela Syekh Siti Jenar. Tetapi juga bukan untuk menyalahkan Syekh Siti Jenar. Saya hanya akan mencoba memaparkan kepada semuanya bahwa perbedaan itu disebabkan karena sudut pandang yang berbeda,” BuyaSyakur berkata.

 Dianggap Bertentangan dengan Wali Songo, Buya Syakur Bongkar Pemikiran Syekh Siti Jenar. VIDEO