Sound

Monday, June 30, 2025

Buya Syakur Sebut Semua Agama dari Allah, Lalu Siapa yang Masuk Surga?



Buya Syakur Sebut Semua Agama dari Allah, Lalu Siapa yang Masuk Surga?

 KH Buya Syakur Yasin MA menyebut semua agama yang ada di dunia ini berasal dari dari satu sumber, yaitu Allah SWT.

Buya Syakur mengatakan, bahwa hal tersebut didasari atas keyakinannya bahwa semua kejadian di dunia ini atas kehendak Allah SWT.

"Semua agama ini buatan Tuhan. Apa ada sesuatu di dunia bukan buatan Tuhan? Apa ada sesuatu terjadi diluar kehendak Tuhan? Jadi semua agama ini buatan Tuhan ko," ujar Buya Syakur.

Lalu kemudian pertanyaan muncul, jika semua agama berasal dari Tuhan, lalu siapa nanti yang akan selamat?"Dalam Alquran disebutkan bahwa nanti yang selamat akan ditentukan oleh Allah pada hari kiamat nanti. Jadi bukan sekarang, dan bukan manusia yang menentukan dengan mengklaim bahwa surga untuk umat agama tertentu," kata Buya Syakur.

Buya Syakur menjelaskan bahwa Allah sengaja membuat berbeda-beda suku, bangsa, warna kulit, dan ras. Hal tersebut bertujuan agar semua bisa saling bekerjasama.

"Kemudian yang paling mulia adalah mereka yang paling bertakwa,” tandas Buya Syakur.

Namun kemudian, jelas Buya Syakur, dalam ilmu tafsir disebutkan bahwa mereka yang bertakwa tersebut merupakan golongan dari umat muslim. Padahal, kata Buya Syakur, maknanya tidak demikian.

"Makna bertakwa dalam ayat tersebut sebenarnya universal, bukan hanya umat Islam saja,” sambung Buya Syakur.

Masih menurut Buya Syakur, tidak ada yang salah dengan Alquran. Dirinya justru menyalahkan mufasir. Seperti diketahui, selama ini umat Islam meyakini bahwa hanya agama Islam-lah yang berasal dari Allah SWT. Sementara agama lain merupakan hasil pemikiran manusia.Tak heran jika kemudian sebagian besar umat Islam meyakini bahwa surga hanyalah bagi orang-orang Islam yang bertakwa. Sementara penganut agama lain disebutkan tidak layak masuk surga.

Penjelasan lebih lanjut KH Buya Syakur Yasin mengenai hal ini terangkum dalam akun yutubnya berjudul "Semua Agama Dari Allah".

Buya Syakur menjelaskan bahwa Allah sengaja membuat berbeda-beda suku, bangsa, warna kulit, dan ras. Hal tersebut bertujuan agar semua bisa saling bekerjasama.

"Kemudian yang paling mulia adalah mereka yang paling bertakwa,” tandas Buya Syakur.

Namun kemudian, jelas Buya Syakur, dalam ilmu tafsir disebutkan bahwa mereka yang bertakwa tersebut merupakan golongan dari umat muslim. Padahal, kata Buya Syakur, maknanya tidak demikian.

"Makna bertakwa dalam ayat tersebut sebenarnya universal, bukan hanya umat Islam saja,” sambung Buya Syakur.

Masih menurut Buya Syakur, tidak ada yang salah dengan Alquran. Dirinya justru menyalahkan mufasir.Seperti diketahui, selama ini umat Islam meyakini bahwa hanya agama Islam-lah yang berasal dari Allah SWT. Sementara agama lain merupakan hasil pemikiran manusia.Tak heran jika kemudian sebagian besar umat Islam meyakini bahwa surga hanyalah bagi orang-orang Islam yang bertakwa. Sementara penganut agama lain disebutkan tidak layak masuk surga.

Buya Syakur Sebut Semua Agama dari Allah, Lalu Siapa yang Masuk Surga?VIDEO






Saturday, March 26, 2022

Dahsyatnya Makna Alquran Surat Al-Kautsar, Ayat Motivasi yang Kerap Dilupakan



Dahsyatnya Makna Alquran Surat Al-Kautsar, Ayat Motivasi yang Kerap Dilupakan 

 Menurut Buya Syakur Yasin, 90 persen setiap ayat di dalam Alquran yang menyimpan makna motivasi kerap dilupakan oleh sebagian umat Islam. Salah satunya adalah, makna Surat Al-Kautsar yang artinya 'Nikmat Berlimpah' merupakan ayat Alquran yang bisa memberikan motivasi terhebat.

"Di dalam Alquran ini isinya 90 persen adalah motivasi tetapi tidak disentuh, yang disentuhnya hanya 5% saja, (selebihnya banyak) tentang hukum," kata Buya Syakur Yasin yang dikutip dari akun Facebook Santri Buya Syakur Yasin.

Buya Syakur pun memberikan contoh melalui makna surat Al-Kautsar yang sangat pendek dalam Alquran. Dia menjelaskan satu persatu makna dari setiap ayat dalam surat tersebut. Di dalam ayat pertama menjelaskan bahwa setiap manusia diberikan kenikmatan yang berlimpah dari Allah SWT yang harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

"Saya ingin menyampaikan ayat motivasi bagi kita, yang pertama (Innaa a'taina kal kauthar) 'Sesungguhnya kami telah memberikan kenikmatan yang melimpah ruah' Artinya kita diminta untuk menyadari segala potensi yang ada pada diri kita. Kenikmatan-kenikmatan itu tolong diinventarisir dengan baik," kata Buya Syakur.

Kemudian, Buya Syakur mengatakan di dalam ayat kedua mengingatkan manusia untuk senantiasa menjalankan ibadah kepada Allah SWT dan juga selalu bersilaturahmi terhadap sesama dengan saling membantu satu sama lain. 

Terakhir di dalam ayat ketiga dijelaskan bahwa Allah SWT akan memberikan lindungan kepada umatnya yang saleh dengan dijauhkan dari orang-orang yang ingin menjatuhkannya. 

"Itu terus (Fa salli li rabbika). Artinya banyak merenung banyak berkomunikasi dengan Tuhan, salat itu komunikasi. Kemudian (Wanhar). Artinya berbuat baiklah. Berikan pengorbananmu kepada masyarakat sekitarmu, bantu mereka yang susah dengan kemampuanmu," ujar Buya Syakur Yasin. 

"Nanti (Inna shani-aka huwal abtar) artinya orang-orang yang mencibir kepada kamu orang gila, tukang khayal dan sebagainya tidak mungkin terjadi tidak mengaca diri semua yang menghinamu akan tumbang dengan sendirinya," tuturnya.

Dahsyatnya Makna Alquran Surat Al-Kautsar, Ayat Motivasi yang Kerap Dilupakan VIDEO





Ditanya Nabi Muhammad SAW Pernah Sesat, Buya Syakur Bereaksi Begini



Ditanya Nabi Muhammad SAW Pernah Sesat, Buya Syakur Bereaksi Begini

 Dalam suatu dialog, seorang jemaah Buya Syakur menanyakan tentang pernyataan seorang ustadz yang pernah ia ikuti ceramahnya. Saat itu ustadz tersebut mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat menjadi nabi oleh Allah SWT pernah sesat.

Hal ini tentu saja bukan tanpa alasan. Jemaah Buya Syakur itu mengatakan, sang ustadz menyebutkan surat Ad Dhuha ayat 7 yang menjadi dasar pertanyaannya atersebut. Ayat tersebut maknanya "Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,".

Di kesempatan tersebut, Buya Syakur menegaskan, dirinya pernah memperlajari riyawat atau biografi tentang Nabi Muhammad SAW dari berbagai versi.

Menurut Buya Syakur, dari sekian banyak literasi tentang Nabi Muhammad SAW yang dipelajarinya semua tidak jelas. Apalagi tak satu pun sumber dari cerita Nabi Muhammad SAW tersebut bukan dari orang dekat nabi.

“Yang paling jelas itu sudah pasti dari Allah SWT, karena Allah SWT-lah yang menciptakan Nabi Muhammad SAW, sehingga Allah lebih tahu nabi. Jadi cerita nabi yang terangkum di dalam Alquran lebih jelas daripada yang diceritakan orang lain,” ungkap Buya Syakur.

Sebuah cerita yang dibuat orang lain, kata Buya Syakur, subyektivitasnya akan melekat. Sehingga segala sesuatunya didasarkan like and dislike.

“Kalau kitanya senang, ceritanya yang bagus-bagus. Kalau kita tidak senang, ceritanya pasti tidak bagus,” kata Buya Syakur.

Buya Syakur juga menceritakan tentang penunjukan kholifah usai Nabi Muhammad SAW wafat. Orang Syiah mengatakan, sebelum nabi meninggal dunia pernah berwasiat, yang menjadi kholifah harus Ali bin Abi Thalib.

"Abu Bakar itu merampok, kata mereka," ujar Buya Syakur.

Sementara orang Ahlisunah membantah hal itu. Orang ahlisunah berpendapat, orang Syiah tidak mempunyai bukti.

Sementara Abu Bakar punya bukti, bahwa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup pernah berwasiat. Isi wasiat itu mengatakan, orang yang pernah mengimami nabi sholat Subuh adalah orang yang menggantikan nabi.

“Pertengkaran itu sampai sekarang masih terjadi. Terus saling bunuh membunuh sampai sekarang,” tutur Buya Syakur.

Masih menurut Buya Syakur, nabi seringkali digambarkan sebagai orang miskin yang tidak memiliki apa-apa.

Hal tersebut, kata Buya Syakur, merupakan hal yang tidak mungkin.

"Mana mungkin seorang pemimpin seperti Nabi Muhammad SAW tidak punya apa-apa alias melarat? kan tidak rasional,” jelas Buya Syakur.

Sebuah cerita yang dibuat orang lain, kata Buya Syakur, subyektivitasnya akan melekat. Sehingga segala sesuatunya didasarkan like and dislike.

“Kalau kitanya senang, ceritanya yang bagus-bagus. Kalau kita tidak senang, ceritanya pasti tidak bagus,” kata Buya Syakur.

Buya Syakur juga menceritakan tentang penunjukan kholifah usai Nabi Muhammad SAW wafat. Orang Syiah mengatakan, sebelum nabi meninggal dunia pernah berwasiat, yang menjadi kholifah harus Ali bin Abi Thalib."Abu Bakar itu merampok, kata mereka," ujar Buya Syakur.

Sementara orang Ahlisunah membantah hal itu. Orang ahlisunah berpendapat, orang Syiah tidak mempunyai bukti.

Sementara Abu Bakar punya bukti, bahwa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup pernah berwasiat. Isi wasiat itu mengatakan, orang yang pernah mengimami nabi sholat Subuh adalah orang yang menggantikan nabi.

“Pertengkaran itu sampai sekarang masih terjadi. Terus saling bunuh membunuh sampai sekarang,” tutur Buya Syakur.

Masih menurut Buya Syakur, nabi seringkali digambarkan sebagai orang miskin yang tidak memiliki apa-apa.Hal tersebut, kata Buya Syakur, merupakan hal yang tidak mungkin."Mana mungkin seorang pemimpin seperti Nabi Muhammad SAW tidak punya apa-apa alias melarat? kan tidak rasional,” jelas Buya Syakur

Ditanya Nabi Muhammad SAW Pernah Sesat, Buya Syakur Bereaksi Begini VIDEO






Buya Syakur Tegaskan Nabi Muhammad Tidak Buta Huruf



Buya Syakur Tegaskan Nabi Muhammad Tidak Buta Huruf

 KH Buya Syakur Yasin MA menegaskan bahwa Nabi Muhammad tidak buta huruf.

Bahkan dengan tegas, KH Buya Syakur akan melaporkan siapa saja yang mengatakan Nabi Muhammad buta huruf. Menurutnya, mengatakan nabi buta huruf sama saja menghina nabi.

"Saya akan laporkan ke polisi siapa saja yang mengatakan Nabi Muhammad buta huruf. Karena itu menghina nabi saya,” ujar KH Buya Syakur.

KH Buya Syakur juga tidak habis pikir dengan orang-orang yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad buta huruf.

“Mengatakan nabi buta huruf itu maksudnya apa? Apakah ini sekedar untuk menutup kemungkinan adanya kecurigaan bahwa Alquran merupakan karangan nabi. Sehingga nabi harus disebut buta huruf,” tandasnya.

KH Buya Syakur juga mempersoalkan sebuah hadits yang menceritakan nabi ketika sedang bertapa dan bertemu dengan malaikat Jibril pertama kali di Gua Hira.

Hadits itu menyebutkan, saat menampakan diri di hadapan nabi, Malaikat Jibril mengenakan jubah serba putih lengkah dengan surban putihnya. Saat itu di hadapan nabi, Malaikat Jibril membuka selembar kertas bertuliskan kata 'Iqro'.

Menurut KH Buya Syakur, hadits ini diceritakan oleh orang lain. Bukan oleh nabi yang sesungguhnya mengalami peristiwanya secara langsung. Sementara orang yang menulis hadits tersebut tidak hadir dalam peristiwa tersebut.

“Hadits ini dipertanyakan. Idealnya dalam hadist ini nabi yang ngomong,” kata KH Buya Syakur.

KH Buya Syakur juga mempersoalkan kalimat demi kalimat dalam hadits tersebut. Misalnya kalimat malaikat Jibril mengenakan jubah putih lengkah dengan surbannya. Apakah jubah putih yang dikenakan malaikat Jibril itu jubah putih jaman sekarang pada umumnya? Termasuk juga surban putih yang dikenakan Malaikan Jibril.

"Ini menjahitnya dimana? Merknya apa? Apakah lalu kita berimajinasi bahwa jubah malaikat itu seperti jubah sekarang pada umumnya?,” tanya KH Buya Syakur.

Selain itu, KH Buya Syakur mempersoalkan kalimat kertas yang dibawa Malaikat Jibril. Menurutnya, pada saat jaman Nabi Muhammad belum ada kertas. Kertas baru diproduksi ratusan tahun setelah era nabi.     

KH Buya Syakur lalu mempersoalkan tulisan "Iqro" yang disebutkan terdapat di kertas yang dibawa malaikat Jibril. Menurut KH Buya Syakur, Alquran tidak diturunkan dalam bentuk tulisan.

Atas dasar kajiannya ini, kata KH Buya Syakur, saat ini banyak umat Islam gagal memahami riwayat Nabi Muhammad.

"Ini kalau dilaporkan, semua umat Islam bisa masuk penjara semua, cuma saya yang tidak,” ujar KH Buya Syakur.

Masih menurut KH Buya Syakur, jika Allah SWT mengetahui nabi buta huruf, tidak mungkin menyuruh nabi untuk membaca.“Artinya, jika saat itu Nabi Muhammad disuruh Allah membaca tulis yang dibawa malaikat Jibril, terus nabi tidak membacanya, itu artinya nabi tidak melaksanakan perintah Allah,” tandas KH Buya Syakur.Selain itu, bukti bahwa nabi tidak buta huruf, ketika dia telah menerima wahyu selalu mengumpulkan orang-orang yang bisa menulis. Para juru tulis ini kemudian diminta menulis wahyu yang diterima nabi.

Ia menyampaikan wahyu untuk ditulis, tetapi mengoreksi semua tulisan, karena dikhawatirkan takut salah tulis. Ini artinya nabi benar-benar memahami tulisan.

Buya Syakur Tegaskan Nabi Muhammad Tidak Buta Huruf VIDEO




MANUSIA PERTAMA BUKAN NABI ADAM ?



MANUSIA PERTAMA BUKAN NABI ADAM ?

/Umat Islam selama ini meyakini bahwa manusia pertama di muka bumi ini adalah Nabi Adam AS. Nabi Adam disebutkan diciptakan usai Allah SWT menciptakan jin dan malaikat. Namun rupanya KH Buya Syakur Yasin MA memiliki pandangan lain.

Menurut Buya Syakur, dalam Alquran disebutkan bahwa Nabi Adam diciprakan dari tanah. Sementara jin diiciptakan dari api, dan malaikat diciptakan dari cahaya.

Masih menurut KH Buya Syakur, pada saat Allah SWT menciptakan Nabi Adam, tak ada makhluk lain yang mempersoalkan. Baik malaikat maupun jin.

“Mulai geger itu ketika Nabi Adam diangkat menjadi kholifah. Malaikat sempat keberatan, meski akhirnya mengikuti perintah Allah untuk sujud kepada Allah. Sementara jin tetap menolak sujud kepada Nabi Adam,” jelas KH Buya Syakur.

Dikatakan KH Buya Syakur, saat Allah SWT mengangkat Nabi Adam sebagai kholifah, malaikat sempat mempertanyakan alasan pengangkatan Nabi Adam.

Pertanyaan malaikat itu tercantum dalam ayat 30 Surat Albaqarah yang maknanya, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah?" (QS Al-Baqarah: 30).

Bagi Buya Syakur, pertanyaan malaikat kepada Allah tersebut mengundang tanda tanya. Jika di bumi pernah ada terjadi kerusakan dan pertumpahan darah, kata Buya Syakur, itu mengandung arti sebelumnya sudah ada manusia.

“Itu berarti sebelum Nabi Adam sudah ada manusia, karena ada kata perang saudara dan pertumpahan darah,” tandas KH Buya Syakur.

Meski kemudian ada penjelasan bahwa pertumpahan darah itu merupakan darah bangsa jin, bagi Buya Syakur, hal itu sangat bertolak belakang dengan logika. Mengingat bangsa jin selama ini diketahui terbuat dari api, sehingga tak memiliki darah.

“Lalu ada sebagian ulama mufasirin mengalihkan perhatian supaya ada makhluk pertama, mereka mengatakan yang perang saudara itu sebangsa jin. Nah kalau jin itu ada darahnya ngga?,” tanya Buya Syakur.

“Kalau disebutkan ada pertumpahan darah. Artinya sebelum nabi Adam sudah ada manusia dong. Tapi ini baru dugaan. Kita sama sama tidak tau,” jelas Buya Syakur.

Di kesempatan tersebut, KH Buya Syakur mengajak setiap orang tidak langsung mengambil kesimpulan dalam setiap kajian. Semua kesimpulan yang dibuat bersifat sementara. Jika di kemudian hari ada bukti-bukti baru, maka kesimpulan itu akan disempurnakan lagi.

“Ilmu itu jiwanya seperti itu. Apalagi kajian sejarah. Kajian fisika juga stiap saat dirobah, jika ternyata ada yang salah. Padahal ilmu fisika itu disebut ilmu pasti. Tidak ada sesuatu yang pasti. Apalagi ini yang namanya sejarah. Pada akhirnya dipenghujungnya kita semua akan mengatakan tidak tahu apa-apa,” terangnya.

“Termasuk soal nanti pada hari kiamat, apakah ini akan selesai? yang masuk sorga selamat, dan masuk neraka selamaya, lalu Allah pensiun, tidak ada lagi hari kiamat lagi. atau Allah akan bikin makhluk lagi?,”

“Sebelum adam apakah pernah ada makhluk? dan sejak kapan Allah bikin makhluk? ini bahkan menimbulkan pertengkaran antara Imam Gozali dengan Ibnu Rusdi. Ini tidak akan pernah selesai. Tetapi itu satu, Allah memiliki sifat Alkholak, yang artinya selalu mencipta, sampai kapan? tidak pernah berakhir, selalu mencipta.

MANUSIA PERTAMA BUKAN NABI ADAM ?VIDEO






Profil Buya Syakur.



Profil Buya Syakur. 

Nama lengkapnya KH Abdul Syakur Yasin MA, pengasuh pondok pesantren (ponpes) Cadangpinggan, Indramayu, Jawa Barat. Buya Syakur bukan orang sembarangan.Buya Syakur lahir di Indramayu, 12 November 1960. Ia seorang ulama yang penyampaian kajian Islam khas NU.

Buya Syakur tumbuh di lingkungan pesantren. Ia mulai mendalami agama Islam sejak kecil.Buya Syakur belajar agama di pondok pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon selama kurang lebih 12 tahun.Setelah menyelesaikan pendidikan di Babakan, Buya Syakur melanjutkan pendidikan ke Timur Tengah dan Eropa.

1. Melanjutkan pendidikan ke Irak pada tahun 1971.

2. Mendalami ilmu Al-Qur’an di Libya pada tahun 1977.

3. Menyelesaikan sastra Arab pada tahun 1979.

4. Menyelesaikan Sastra Linguistik di Tunisia pada tahun 1981.

5. Menyelesaikan Ilmu metodologi di London pada tahun 1985.

Dikutip dari laman umma.id, Buya Syakur pernah diangkat menjadi ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Syiria saat menempuh pendidikan di Irak.Setelah kurang lebih 20 tahun belajar di luar negeri, Buya Syakur kembali ke tanah air pada tahun 1991.Ia pulang ke Indonesia bersama Gus Dur, Quraish Shihab, Nurcholis Majid dan Alwi Shihab.Buya Syakur kemudian membaktikan diri berdakwah di kampung halamannya, Indramayu.

Pada tahun 1995 Buya Syakur mendirikan Pondok Pesantren Cadangpinggan di Jl. By Pass Kertasemaya KM 37 RT 01 RW 01 Cadangpinggan, Sukagumiwang, Indramayu

 Profil Buya Syakur. VIDEO:





Sunday, March 13, 2022

UNTUK APA ALLAH MENYURUH KITA SALAT ?



 UNTUK APA ALLAH MENYURUH KITA SALAT ?

Salat itu rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Karenanya, Allah SWT mewajibkannya bagi hamba-Nya untuk menegakkan salat lima waktu dalam sehari. Salat itu adalah tiangnya agama. Allah SWT berfirman, “Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya", (QS. Al-Ahzab: 33). Lantas, untuk apa Allah menyuruh kita salat? 

Melansir tayangan di kanal YouTube KH Buya Syakur Yasin MA (12/3/2020), Buya Syakur menjelaskan tentang untuk apa Allah menyuruh kita salat. 

Menurut Buya Syakur, pada saat salat, sebenarnya kita sedang melakukan gerakan senam ringan. Bukan berarti salat adalah gerakan senam. Tapi, di dalam salat ada unsur-unsur senamnya. 

"Sholat dengan gerakan halus, tapi sudah memaknai bahwa urat, syaraf, telapak kaki, semuanya sudah dilakukan refleksiologis", ungkap Buya Syakur. 

Dalam hal kesehatan, salat memang baik untuk tubuh. Selain itu, salat juga bermanfaat dalam banyak hal lainnya. 

"Kita dalam hidup bermasyarakat, itu 1001 macam sebab yang membuat kita bertengkar satu dengan yang lainnya. Nah, di sini Islam juga membangun hubungan keharmonisan sosial, hubungan harmonis dalam bermasyarakat, makanya setiap hari per RT, RW, ketemu di masjid atau mushola. Di situ bertegur sapa, salaman, duduk bareng, berdiri bareng", Buya Syakur menjelaskan. 

Allah SWT berfirman,“Tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku", (Adz-Dzariyat: 56). Tentu saja salat, bukan sekadar menggugurkan kewajiban, tetapi memahami esensinya. 

Sebagaimana firman-Nya, “Dirikanlah salat, sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar", (Al-Ankabut: 45).

Rasulullah SAW bersabda: “Salat adalah tiang agama, maka siapa yang mendirikan salat, berarti ia menegakkan sendi-sendi agama, dan siapa yang meninggalkan salat, berarti ia telah meruntuhkan sendi-sendi agama". Oleh karena itu, mari tegakkan tiang-tiang agama itu, agar kita tidak termasuk sebagai orang yang meruntuhkan agama. 

 UNTUK APA ALLAH MENYURUH KITA SALAT ? VIDEO